Welcome To My Blogger
Welcome To My Blogger

Selasa, 22 April 2014

Tempat Wisata Di Kuningan



PARIWISATA KUNINGAN, JAWA-BARAT



Kabupaten dan kota Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat. Kuningan merupakan perlintasan jalan yang menghubungkan kota Cirebon dengan wilayah Priangan Timur dan sebagai jalan alternatif jalur tengah yang menghubungkan Bandung-Majalengka dengan Jawa Tengah.
Kuningan memiliki bentang alam fariatif mulai dari dataran rendah sampai dataran tinggi dengan puncak tertinggi di Jawa Barat yaitu puncak gunung Cremai (3.076 m).
Selain bentang alam yang memikat, Kuningan juga memiliki pesona wisata budaya yang menarik, salah satunya ialah situs Cipari yang menunjukan bahwa daerah ini sudah dihuni oleh manusia sejak zaman pra sejarah atau sekitar 3.500 tahun sebelum masehi.

Beberapa potensi wisata yang dapat anda kunjungi di tanah Kuningan antara lain :


Telaga Remis

Talaga Remis merupakan sebuah danau yang terletak di Desa Kaduela, Kuningan, berjarak sekitar 37 km dari pusat kota Kuningan. Konon nama danau ini diambil dari binatang remis, sejenis kerang bewarna kuning yang banyak hidup di sekitar telaga ini.
Telaga remis itu sendiri sejatinya terdiri dari beberapa telaga yang terpisah, yakni Telaga Leat, Telaga Nilem, Telaga Deleg, Situ Ayu Salintang, Telaga Leutik, Telaga Buruy, Telaga Tespong, dan Sumur Jalatunda. Objek Wisata Telaga Remis menyimpan keanekaragaman flora dan fauna, terdapat kurang lebih 160 jenis tumbuhan diantaranya sonokeling, malaka, kosambi dan lain-lain.
Talaga Remis memiliki pemandangan pegunungan yang indah serta danau dengan air yang jernih sehingga cocok untuk berwisata. Kebanyakan wisatawan yang berkunjung menghabiskan waktu dengan menikmati makanan khas berupa ikan gurame yang banyak terdapat di restaurant-restaurant di sini, selain menikmati wisata air dengan menggunakan sepeda air atau perahu, atau sekedar berjalan kaki menikmati pemandangan danau dan hutan dengan udara yang bersih. Daya tarik lain tempat ini adalah adanya satu jenis tumbuhan langka yaitu Pisang Hyang.menjadi obyek wisata budaya yang cukup terkenal baik di dalam negeri maupun mancanegara.


Gunung Ciremai

Gunung Ciremai merupakan gunung tertinggi di Jawa Barat, menjulang tinggi sekitar 3.078 Meter di atas permukaan laut. Di puncaknya gunung ini memiliki sepasang kawah yang berpotongan, yaitu di ketinggian sekitar 2.900 Meter di atas permukaan laut. Gunung Ciremai merupakan gunung soliter yang terpisah dari gunung-gunung lain, dan masuk kedalam kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai dengan luas sekitar 15.000 Hektar. Baca Selanjutnya..

Taman Wisata Alam Linggajati

Taman Wisata Alam Linggarjati adalah salah satu objek wisata alam yang terletak di Kabupaten Kuningan. Linggarjati juga merupakan salah satu tempat titik awal pendakian ke puncak Gunung Ciremai.
 Salah satu daya tarik tempat ini ialah keanekaragaman flora dan fauna yang terdapat didalamnya. Flora yang terdapat di kawasan ini di antaranya : Bungur (Lagerstroemia sp), Pasang (Quercus sp), Kiara (Ficus sp), Lemo (Alstonia scholaris), Jamuju (Podocarpus imbricatus) dan Kiacret (Spathodea campulata). Jenis pohon-pohon tersebut tumbuh dengan baik dan kini telah banyak yang berdiameter lebih dari 50 cm dengan tinggi bebas cabang ± 10 meter serta memiliki tajuk yang lebar, sehingga membuat suasana menjadi sejuk bagi wisatawan. Jenis fauna yang ada di taman Wisata Alam Linggarjati adalah jenis burung seperti Burung Pipit (Lonchura leucogastoides) dan Kepodang (Oriolus chinensis), jenis satwa lainnya.
Di samping panorama alam yang indah Taman Wisata Alam Linggarjati memiliki hawa yang sejuk dan segar. Tidak jauh dari lokasi ini juga terdapat bangunan yang bernilai sejarah, yaitu gedung tempat berlangsungnya Perjanjian Linggarjati antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Belanda yang mempunyai daya tarik tersendiri. Baca sejarah gedung yang digunakan sebagai tempat konferensi Linggarjati di sini.

Taman Wisata Alam Linggarjati dari Bandung berjarak ± 160 Km, atau sekitar 28 Km dari kota Kuningan.

Waduk Darma

Waduk Darma adalah sebuah waduk yang terletak di sebelah barat daya dari kota Kuningan, tepatnya di Kecamatan Darma Apabila anda melakuka perjalanan darat dari Cirebon-Kuningan-Ciamis atau sebaliknya anda akan melewati waduk ini. Jarak obyek wisata ini adalah ± 12 km dari kota Kuningan dan dari ± 37 km dari kota Cirebon .
Waduk ini selain berfungsi sebagai penampungan air untuk pengairan dan perikanan juga dapat dijadikan sarana rekreasi dan olahraga. Pemandangan senja hari di sini sangat indah, anda bisa menyewa perahu yang banyak terdapat di sini untuk mengelilingi danau.


Sangkanhurip

Sangkanhurip atau Resort Prima Sangkanhurip merupakan sebuah hotel bintang yang terletak di kaki Gunung Ciremai, dengan jarak sekitar 35 Km dari Cirebon menuju Kuningan. Resort ini memiliki pemandangan yang indah dan udara pegunungan yang segar di Kuningan
Resort Prima Sangkan Hurip memiliki 19 Deluxe Room tipe twin bed, 3 Standard Room tipe tempat tidur single, 3 Superior Room tipe tempat tidur single, 8 New Deluxe Room tipe tempat tidur single, 4 Bungalow Suite dan tipe single dan twin bed setiap ruang tamu dilengkapi dengan penyejuk udara, TV Program, Telepon, Bath tube dengan air panas. Baca selanjutnya..


Desa Sitonjul

Desa Sitonjul adalah salah satu kawasan wisata di Kabupaten Kuningan. Lokasinya masih di daerah Sangkanhurip ata sekitar ± 13 km ke arah utara dari Kuningan atau ± 24 km dari arah kota Cirebon ke arah selatan.
Di tempat ini anda akan melihat suasana pedesaan yang asri dengan berjalan kaki sekitar 4 Km menyusuri alam perdesaan dimulai dari Dusun Simenyan Kidul, Hutan Rakyat, Makam Umum, Tegalan dan Pesawahan, Bulak Jati, Dusun Tonjong, Pesawahan, Tanggul Irigasi, Bendung Katiga diakhiri di Dusun Munjul Kaler. Selain pemandangan dan keunikan alam pedesaan yang indah, selama perjalanan anda akan menyebragi sungai bahkan bisa mandi di sungai tersebut layaknya menjadi penduduk desa setempat.


Air Terjun / Curug Sidomba

Berlokasi di desa Peusing kecamatan Jalaksana yang dapat ditempuh sekitar 30 menit dari kota Kuningan Jawa Barat. Kata 'Curug' diambil dari bahasa Sunda yang berarti air terjun, dan 'Sidomba' dari nama binatang domba atau kambing karena di daerah ini banyak terdapat domba. Air terjun curug Sidomba memiliki ketinggian 3 meter. Curug ini merupakan salah satu curug buatan di sungai yang jalurnya tepat mengalir di daerah ini, airnya cukup jernih, dingin dan segar bersumber dari mata air gunung Ciremai, sungai Curug Sidomba dibendung dan terdapat berbagai macam ikan, seperti ikan mas, dan ikan 'Kancra Bodas'.
Fasilitas yang ada di Curug Sidomba ialah restaurant, 'saung' dan arena bermain anak, di area ini juga tersedia camping ground. Di lokasi ini juga terdapat Mesjid megah dengan satu menara tingga dengan jumlah 99 anak tangga. dari atas menara, anda dapat melihat keindahan alam kaki Gunung Ciremai.


Situs Purbakala Cipari

Situs Purbakala Cipari merupakan situs peninggalan era megalitikum dari masyarakat purba yang hidup di daratan Sunda Besar, yaitu dataran yang mencakup Sumatera, Jawa, dan Kalimantan serta laut yang menghubungkan ketiganya pada sekitar 10.000 tahun yang lalu.
Situs ini pertama kali ditemukan pada tahun 1972, berupa komplek pekuburan. Situs ini terhitung cukup lengkap menggambarkan kehidupan masyarakat pada masa itu, sehingga saat ini menjadi tujuan wisata purbakala yang sangat menarik. Lokasi ini juga dilengkapi dengan museum.


Desa Setianegara & Palutungan

Desa Setianegara memiliki daya tarik weisata tepatnya di hutan Setianegara yang menyimpan keanekaragaman flora dan fauna, alam yang asri dan udara yang sejuk. Sementara itu Palutungan juga mempunyai pemandangan alam yang indah serta lingkungan yang asri sangat cocok bagi mereka yang senang keindahan alam yang masih asli.


Cibulan

Kolam pemandian Cibulan merupakan salah satu objek wisata tertua di Kuningan. Obyek wisata ini diresmikan pada 27 Agustus 1939. Keunikan kolam ini ialah di dalamnya hidup ikan yang bernama ikan Dewa, yang konon merupakan jelmaan dari prajurit yang membangkang kepada prabu Siliwangi dan dikutuk menjadi ikan.


Balong Keramat Darmaloka

Balong dalam bahasa Indonesia adalah kolam. Berlokasi di desa Darma, kecamatan Darma, sekitar 13,5 km ke arah selatan dari kota Kuningan atau ± 48 km dari kota Cirebon juga ke arah selatan. Konon Balong Keramat Darmaloka merupakan bekas peninggalan zaman Walisanga dalam rangka penyebaran agama Islam ratusan tahun yang lalu. Balong Keramat Darmaloka itu sendiri sebetulnya terdiri atas beberapa bagian yaitu Balong Ageung, Balong Bangsal, Balong Beunteur, Bale Kambang dan Sumber Air Cibinuang. Balong Kramat Darmaloka juga dihuni oleh Ikan Kancra Bodas


Upacara Adat Seren Taun

Seren Taun adalah upacara adat panen padi masyarakat Sunda yang dilakukan tiap tahun. Upacara adat ini merupakan syukuran masyarakat agraris jawa barat atas hasil panen yang telah didapat selama satu tahun. Diramaikan ribuan masyarakat lokal bahkan dari beberapa daerah di Jawa Barat dan mancanegara.



Sumber : http://www.indotravelers.com/jawa-barat/kuningan/

MR.G

 MR.G



     Mungkin bagi kebanyakan remaja jaman sekarang pacaran itu suatu hal yang lazim dan lumrah , begitu pun bagi gue tapi kenapa orang orang selalu melihat sinis dengan hubungan yang gue jalanin salah emang gue pacaran ? Atau salah karena perbedaan usia yang terpaut cukup jauh yakni 10 tahun , ya ada yang bilang gue pacran sama om om, ko mau sih dan bla...bla..bla... gue denger ko setiap omongan orang diluar sana, ntah itu yang mencemooh ntah itu yang mendukung yang jelas gue tau setiap lirikan dan omongan orang lain diluar sana.

    Tapi anehnya gue seakan tutup telinga dengan semua itu bagi gue semua itu cuma angin yang berlalu dan engga ngaruh apa apa buat hidup gue , mencoba untuk mengiyakan setiap omangan orang lain dan tersenyum untuk menandakan bahwa gue baik baik aja dengan hubungan yang gue pilih dan dengan jalan hidup yang gue jalanin sekarang. Sebaliknya gue sama sekali ngga ngerasain pacaran sama om om bagi gue dia adalah lelaki yang bisa bikin gue ngerasa nyaman. Yah namanya juga orang jatuh cinta ngga perdulikan dengan orang disekeliling nya.yang dirasaiin cuma indah nya hari hari gue karena ada lo yang selalu mengisi nya dengan pena warna warni.

    Kisah itu dimulai dari gue smp , dia sosok yang selalu gue liat depan rumah gue, sosok yang selalu tersenyum begitu ngeliat gue, sebut aja namanya Mr.G , singkat cerita gue kenal , ketemuan dan akhirnya jadian . Saat itu ya gue ngerasa seneng ntah kenapa yang jelas hari hari gue gak terlepas dari dia, tapi sayang keluarga gue engga pernah ngijinin gue buat pacaran sama Mr.G ini karena dimata keluarga gue dia sosok cowo yang ngga baik , banyak negatifnya .tapi gue tetep pengen sama dia . Sampe suasana rumah pun engga nyaman lagi waktu itu didiemin nyokap berminghu minggu di marahin kaka sampe gue ngerasa semua aneh .ya tapi dia ngeyakinin gue bahwa suatu hubungan itu perlu diperjuangkan , karena setiap perjuangan itu engga ada yang sia sia soal hasilnya itu gimana nanti yang penting kita udah berusaha nyoba , singkat cerita keluarga gue sedikit demi sedkit bisa nerima dia walau gue tau mereka engga pernah setuju akan hubungan yang gue jalanin karena perbedaan usia yang cukup jauh , karena dia yang dicap negatif , dan karena gue masih dibawah umur gue yang masih 14 tahun pacaran sama lelaki yang umurnya 24 tahun jelas keluarga gue engga ngijinin mereka takut akan kemungkinan terburuk .

    Setahun berlalu hubungan gue baik baik aja malah kita ngalamin satu momen yang kadang sampe sekarang gue suka senyum senyum kalo inget momen itu, momen aniiv kita gue bikin kue yang susah payah gue bikin dan gue hiasa sendiri , malem itu kita makeewish bareng, potong kue bareng, tapi menginjak di tahun ke 2 semua berubah jujur gue engga mau bahas tahun ke 2 ini bagi gue semua yang ada di tahun ke 2 ini semua sampah yang ngga seharusnya gue inget , gue sendiri malu nyeritaiinya sampe sekarang gue benci tahun ke 2 dalam hubungan gue. Tahun yang engga seharus nya engga ada dalam hubungan gue , begitu banyak pertengkaran , orang ke 3 dan bla..bla..bla...

    Masuk tahun ke 3 kita sama sama intropeksi akan kesalahan masing masing berusaha memulai semuanydari awal tapi apa yang terjadi satu sama lain menerapkan aturan nya masing masing, posesif itu yang gue rasain kemana mana harus ijin sama dia, harus dia yang nganter,ngga boleh main ke sana , ngga boleh main sama si a ,sama si b tapi dengan bodohnya gue seakan ngeiyain setiap kata dari dia, putus nyampung sempet gue alamin engga lama paling 1 atau 2 bulan nyambung lagi. 3 tahun gue ngalamin yang namanya hidup udah kaya dipenjara hidup gue engga bebas masa remaja gue seakan terbuang sia sia hanya karena terpaku sama satu orang . Dia belum jadi suami gue tapi dia serasa udah jadi suami gue , tapi 3 tahun itu gue banyak ngalamin momen suka duka sama dia yang paling gue inget dia setiap hari nganter jemput gue pulang pergi sekolah,nganter gue beli ini itu keperluan gue, malem malem nganter nyari kepiting lada hitam udah kaya ibu hamil yang lagi ngidam, gue selalu diajakin kalo keluarga atau temennya ngadain acara, dia ikut liburan 5 hari bareng keluarga gue ke bekasi, sampe dia jadi orang yang paling spesial dihari sweetseventeen gue, itu cuma segelintir momen yang gue inget selebih nya gue lupa karena engga setiap momen gue simpen dengan baik di memory otak gue , dan momen yang paling gue bikin malu gue suka marah marah engga jelas sama dia cuma karena hal sepele bahkan untuk hal yang engga dia lakuin , hehe masih bocah banget kan gue egois gue tinggi kala itu ya dimaklumin aja namanya juga baru menginjak masa remaja.

   Agustus 2013 saat itu gue udah ngerasa engga nyaman sama hubungan yang gue jalanin selama 4 taun ini, ntah karena sebab yang jelas gue mutusin Mr.G ini tanpa alesan yang jelas , setelah itu gue denger dia masuk rumah sakit, gue tau semenjak hubungan sama gue pun dia udah sering sakit mungkin itu puncaknya ketika gue mutusin dia , dia dalam keadaan kurang sehat, gue sempet ngerasa bersalah kala itu, tapi rasa nya gue engga mau balikan sama dia hanya karena sakit karena gue tau kalo gue balikan sama dia bakal susah lagi gue lepas lagi dari dia , hidup gue bakal terkekang lagi dan gue engga mau itu. Gue engga perduli gue jadi orang munafik kala itu gue bilang masih sayang , gue bilang masih cinta, gue akan selalu ada buat lo itu semua karena rasa bersalah gue dan rasa iba gue . Dia pun ngerasa bahwa masih ada harapan sampe akhirnya gue muak dengan kamuflase yang gue bikin sendiri gue mulai lelah bilang sayang gue mulai lelah bilang love you dan saat itu gue hancurin harepannya dengan gue bilang" lo jangan pernah harepin gue lagi karena gue belum tentu bales perasaan lo dan yang lo harus tau  rasa ini engga sama kaya dulu", Dia seakan marah , bahkan benci sama gue gimana engga dia udah nungguin gue bertaun taun ngegantungin harepannya sama gue dan dia pernah bilang mau ngelamar gue seketika itu gue hancurin harapan nya gitu aja , gue paham dan gue terima kalo dia benci sama gue , bagus malah jadi seengga nya dengan dia benci dia bisa lupain gue .perlahan tapi pasti gue mulai menjauh dari dia mulai menata hari hari baru gue di kota bekasi ngeyakinin diri gue bahwa sekarang gue seorang mahasiswa tinggal di kota besar dan engga seharus nya gue terpaku sama masa lalu yang mungkin bisa menghambat masa depan gue. Dan bisa dibilang itu adalah usaha yang dipilih keluarga gue untuk ngejauhin gue dari Mr.G . Sempet los kontek beberapa bulan karena waktu itu gue teramat kecewa sama dia dengan mudah nya dia jelek jelekin gue di sosmed mungkin itu luapan emosinya gue tau itu cuma rasanya engga pantes aja di denger . Sampe akhirnya dia minta maaf dan kembali mencoba untuk ngehubungin gue , berasa lucu aja dulu pas jadian sayang sayangan pas udah putus saling jelek jelekin , . Yahh begitulah kebanyakan fakta yang putus cinta.

    Februari 2014 gue pulang ke kuningan tanpa disengaja gue ketemu sama si Mr.G ini , dia pake kemeja hitam dia sempe becandain gue , begitu pun gue sempet nyindir dia dengan nada becanda. Becanda pake basa sunda kasar ngomong ngelantur kemana mana. Tapi ada yang aneh dari wajah nya , yang gue liat itu kaya bukan wajah dia.dalam hati gue bertanya apa ini salah satu pertanda seseorang akan meninggal ?. Ahh tapi saat itu gue buang jauh jauh fikiran negatif itu. Minggu pagi nya dia nge inbox "bisa engga kita ketemuan ada hal yang pengen diomongin" , tapi gue acuhin dia kala itu gue ngasih harepan tapi gue engga nemuin dia padahal dia bilang "ini yang terakhir". Seakan engga berarti apa apa lagi dia bagi gue . Gue cuekin dia gue bikin alesan ini itu supaya engga nemuin dia, sampe gue denger dia masuk rumah sakit lagi diruang ICU katanya , tapi sayang gue udah berangkat ke bekasi dan engga sempet jenguk dia , gue inget banget waktu itu gue telpon dia dengan nada becanda dia bilang "pengen di telpon setiap hari sama gue, pengen disuapin sama gue , iya tunggu gue pulang ya" . Sebulan di rumah sakit dan sama sekali gue engga dateng buat jengukin dia , sampe tanggal 1 april 2014 pagi pagi gue telpon dia gue ucapin happy bday tapi dia engga bisa nerima telpon yang gue denger dari telpon dia lagi merintih kesakitan . Setelah hari itu gue sering mimpi buruk , gue sering penegen ngaji buat dia sampe gue nangis seakan gue engga akan ketemu dia lagi.

    Pagi itu 6 april 2014 jam 6 pagi telpon gue berbunyi tanda ada panggilan masuk , dengan setengah sadar gue angkat telpon , dengan mata yang masih lengket, kalian tau apa yang gue denger saat itu??
Ibu gue bilang "Mr.G meninggal "dengan nada menangis , gue sempet engga percaya gue tanya berulang kali sama ibu gue apa itu bener? Ternyata bener dan lo tau apa yang gue rasain seketika itu juga ?  Rasa nyesel karena gue engga bisa menuhin permintaan terakhirnya, dan rasa bersalah karena gue ninggalin dia disaat dia sakit disaat dia butuh perhatian malah gue mutusin dia dengan alesan yang engga jelas,, rasa nyesel rasa bersalah itu seakan datang untuk ngeroyok gue, mereka seakan menyalahkan gue , mereka seakan bilang gue bodoh bilang gue jahat .

    Setelah denger kabar itu gue mutusin untuk pulang kekuningan , dan langsung dateng kerumahnya untuk turut belasungkawa,. Baru didepan pintu ibunya langsung nangis begitu ngeliat gue, gue engga bisa ngomong apa apa kala itu cuma kata maaf dan sabar yang terlontar dari bibir guee, gue sendiri bingung harus ngomong apa, ibunya meluk gue nada dan tangan yang gemeteran , beliau bilang "maafin kesalahan nya", seketika itu air mata gue engga terbendung lagi , gue jawab dengan nada lirih" iya , mamah yang sabar , yang tabah jangan sampe sakit" . Gue diajak ke kamar almarhum dan seakan semua kenangan indah itu mulai bermunculan dibenak gue , mulai meraba lagi kejadian yang pernah terjadi di kamar ini terakhir gue kemarnya dia lagi sakit gue suapin dia gue temenim dia , oh Tuhan gue engga sanggup sampe akhirnya gue ngerasa lemes dan gue berbaring ditempat tidurnya.

   Setelah itu gue nyekar ke makamnya , semua serasa lemes pas gue liat namanya yang tertulis di papan nisan itu, gue langsung meluk papan nisan itu gue ungkapin semua yang gue rasain selama ini, yang sering terlontar adalah kata maaf gue, kata nyesel dan kata bersalah atas apa yang telah gue lakuin sama dia, gue berasa jadi orang paling jahat kala itu,engga henti hentinya gue nyalahin diri gue sendiri. Tapi apa daya gue ,gue cuma bisa menyesali apa yang seharus nya engga gue lakuin . Berusaha ngeyakinin diri gue bahwa ini emang takdir yang udah Tuhan gariskan buat dia,lalu gue bisa apa, engga ada yang bisa gue lakuin sekarang , selain menyebut namnya dalam setiap doa yang gue panjatkan, meminta agar dosa dosa nya diampuni, amal ibadah nya diteima , dilapangkan dan di terangkan kuburnya , ditempatkan ditempat yang layak disisiNya . Selamat jalan Mr.G mungkin kita engga akan bertemu lagi di dunia tapi suatu saat nanti kita pasti bisa ketemu dialam yang sama ,di alam yang abadi...


 

Tips Move On

Move one

   Mendengar kata move on pasti yang terlintas difikiran kebanyakan orang adalah melupakan ,pergi jauh, ngga mau inget lagi, atau so pura pura ngga kenal .
setiap orang pasti pernah mengalami yang namanya putus cinta, atau ingin berusaha melupakan seseorang yang pernah bikin melting trus salting eh ujung ujung nya ninggalin , yah bisa dibilang PHP (pemberi harapan palsu) kalo kata zaman sekarang.ngga mudah emang buat ngeyakinin diri sendiri buat bisa lepas bahkan ngga pengen inget lagi tentang si doi apalagi kalo hubungan nya udah berataun taun itu pasti butuh waktu lama juga biar bisa move on.

    Ngomongin soal move on sebenernya apa sih move on itu sendiri , menurut gue move on tuh berjalan kedepan dan gak usah nengok nengok lagi kebelakang maksudnya masa lalu, yah semacem upaya atau cara buat bisa lepas dari bayang bayang seseorang yang pernah begitu berarti dalam hidup kita tapi move on ngga akan berhasil kalo ngga diniatin dalam hati dengan tekad yang kuat , buat apa move on kalo dalem hati masih pengen ngepoin doi masih cari cari info tentang doi . Soal berhasil ngga nya suatu move on itu tergantung dari niat dan usaha yang dilakuin seberapa kuat niat lo dan seberapa keras usaha lo buat move on , jujur aja gue sendiri pernah ngalamin itu niat udah ditanem dalam hati berusaha buat ngga mau tau tentang doi ceritanya udah bisa lupa dikit dikit eh dengan indahnya doi nonggol lagi nanyain kabar lah bilang kangen lah bla..bla..bla... yah berasa gagal deh tuh move on ...

    So gue mau berbagi tips biar bisa move on buat yang baru putus cinta,atau melupakan seseorang yang pernah bisa dimiliki

1. Hapus semua foto,sms kalo perlu no handpone nya dari ponselmu
2. Bales singgat aja setiap telpon,sms,bbm atau apapun itu dari si doi
3. Lakukan aktifitas yang positif agar bisa menghilangkan doi dari fikiran mu
4. Sebisa mungkin hindarkan hal hal atau barang barang yang bisa mengingatkan mu sama si doi
5. Cari suasana baru , bergaul dengan banyak temen
6. Cari gebetan baru nah ini juga ngga kalah penting siapa tau dengan gebetan atau pacar baru perlahan tapi pasti bisa menghilangkan banyang banyang doi dari fikiran mu
7. Banyak banyak berdoa deh biar si doi ngga nonggol lagi di hidupmu .

   Selamat mencoba

Kesenian Wayang Golek



SEJARAH WAYANG GOLEK  
        
Wayang Golek adalah salah satu bentuk seni pertunjukan yang tumbuh dan berkembang di daerah Jawa Barat. Daerah penyebarannya terbentang luas dari Cirebon di sebelah timur sampai wilayah Banten di sebelah barat, bahkan di daerah Jawa Tengah yang berbatasan dengan Jawa Barat sering pula dipertunjukkan pergelaran Wayang Golek.

Yang dimaksud dengan wayang golek purwa dalam tulisan ini adalah pertunjukan boneka (golek) wayang yang cerita pokoknya bersumber pada cerita Mahabharata dan Ramayana. Istilah purwa mengacu pada pakem pedalangan gaya Jawa Barat dan juga Surakarta yang bersumber pada Serat Pustaka Raja Purwa karya R Ng. Ranggowarsito. Beliau berhasil mengolah cerita-cerita yang bersumber dari kebudayaan India yang dialkulturasikan dengan kebudayaan asli Indonesia. Golek Sunda adalah seni pertunjukan tradisi yang berkembang di tanah Sunda, Jawa Barat. Berbeda dengan wayang kulit yang dua dimensi, boneka wayang golek adalah salah satu jenis wayang trimatra atau tiga dimensi.

Menurut C.M Pleyte, bahwa masyarakat di Jawa Barat mulai mengenal wayang pada tahun 1455 Saka atau 1533 Masehi dalam Prasasti Batutulis. Pada abad 16 dalam naskah Ceritera Parahyangan juga disebutkan berulang-ulang kata-kata Sang Pandawa Ring / Kuningan.

Pendapat lain yang berkenaan dengan penyebaran wayang di Jawa Barat adalah pada masa pemerintahan Raden Patah dari Kerajaan Demak, kemudian disebarluaskan para Wali Sanga. Termasuk Sunan Gunung Jati yang pada tahun 1568 memegang kendali pemerintahan di Kasultanan Cirebon. Beliau memanfaatkan pergelaran wayang kulit sebagai media dakwah untuk penyebaran agama Islam. Baru sekitar tahun 1584 Masehi salah satu Sunan dari Dewan Wali Sanga yang menciptakan Wayang Golek, tidak lain adalah Sunan Kudus yang menciptakan Wayang Golek Pertama.

Pada waktu kabupaten-kabupaten di Jawa Barat ada di bawah pemerintahan Mataram, ketika jaman pemerintahan Sultan Agung (1601-1635), mereka yang menggemari seni pewayangan lebih meningkat lagi dalam penyebarannya, ditambah lagi banyaknya kaum bangsawan Sunda yang datang ke Mataram untuk mempelajari bahasa Jawa dalam konteks kepentingan pemerintahan, dalam penyebarannya wayang golek dengan adanya kebebasan pemakaian bahasa masing-masing, seni pewayangan lebih berkembang, dan menjangkau hampir seluruh Jawa Barat.

Menurut penjelasan Dr.Th. Pigeaud, bahwa salah seorang bupati Sumedang mendapat gagasan untuk membuat wayang golek yang bentuknya meniru wayang kulit seperti dalam cerita Ramayana dan Mahabharata. Perubahan bentuk wayang kulit menjadi golek secara berangsur-angsur, hal itu terjadi pada sekitar abad ke 18-19. Penemuan ini diperkuat dengan adanya berita, bahwa pada abad ke-18 tahun 1794-1829 Dalem Bupati Bandung (Karanganyar), menugaskan Ki Darman, seorang juru wayang kulit asal Tegal Jawa Tengah, yang bertempat tinggal di Cibiru, Jawa Barat, untuk membuat bentuk golek purwa. Pada abad ke-20 mengalami perubahan-perubahan bentuk wayang golek, semakin menjadi baik dan sempurna, seperti wayang golek yang kita ketemukan sekarang ini. Wayang golek yang seperti ini kita sebut Wayang Golek Purwa Sunda..

Dalam perjalanan sejarahnya, pergelaran wayang golek mula-mula dilaksanakan oleh kaum bangsawan. Terutama peran penguasa terutama para bupati di Jawa Barat, mempunyai pengaruh besar terhadap berkembangnya wayang golek tersebut. Pada awalnya pertunjukan wayang golek diselenggarakan oleh para priyayi (kaum bangsawan Sunda) dilingkungan Istana atau Kabupaten untuk kepentingan pribadi maupun untuk keperluan umum.

Fungsi pertunjukan wayang tersebut bergantung pada permintaan, terutama para bangsawan pada waktu itu. Pergelaran tersebut untuk keperluan ritual khusus atau dalam rangka tontonan/hiburan. Pertunjukan wayang golek yang sifatnya ritual, walupun ada tetapi sudah jarang sekali di pentaskan. Misalnya upacara sedekah laut dan sedekah bumi, setiap tahun sekali. Pementasan yang masih semarak adalah pertunjukan wayang golek untuk keperluan tontonan. Biasanya diselenggerakan untuk keperluan memperingati hari jadi kabupaten, HUT Kemerdekaan RI, Syukuran dan lain sebagainya. Walaupun demikian, bukan berarti esensi yang mengandung nilai tuntunan dalam pertunjukan wayang golek sudah hilang, tidak demikian halnya.

Hasil wawancara dari beberapa tokoh wayang, misalnya Bp.Barnas Sumantri (Jakarta), Tjetjep Supriyadi (Karawang), Endin Somawijaya (Sukabumi), Dede Amung (Bandung), memberitakan bahwa sejak tahun 60-an sampai tahun 70-an, fungsi nilai tuntunan masih bisa diterima khalayak penonton. Awal tahun 70-an mulai ada pertunjukan dengan menghadirkan bintang pesinden/juru kawih yang terkenal, bahkan ketenarannya melebihi dalangnya. Akhirnya pergelaran itu bisa diterima masyarakat, dan banyak seniman lain yang menirunya, meskipun sebagian dari mereka belum bisa menerima pembaharuan tersebut. Dari masyarakat, khususnya para seniman wayang (dalang, niyaga, pesinden), sejak itu mereka mulai mengadakan eksplorasi pertunjukan yang mengedepankan visualisasi tontonan dan hiburan. Maka tidak mengherankan bila pada waktu itu, sudah ada pertunjukan wayang golek yang mendatangkan tari Jaipong yang menari di atas panggung. Itulah barangkali yang membuat esensi dari wayang tersebut kurang begitu seimbang antara konsep wadah dan isi.

Bagi seniman wayang yang masih tetap mempertahankan nilai tuntunan, mereka tetap ingin berupaya mengembangkan daya kreatifitasnya melalui keseimbangan antara garap tuntunan dan tontonan. Wadah, perangkat kasar, meliputi penggarapan unsur-unsur pedalangan (penggarapan tokoh, lakon, alur, sastera pedalangan, sabet, iringan dll). Isi adalah penggarapan esensi atau rohani serta pesan moral yang akan disampaikan.

Kesimpulannya, keberadaan wayang golek dari dulu hingga sekarang memang mengalami perubahan serta pengembangan ke arah modernisasi tanpa mengurangi nilai tradisional, dan esensinya selalu relevan dengan situasi zaman.(Sumanto, Makalah, Konsep wadah dan isi)

Fungsi Wayang Golek di tengah-tengah masyarakat mempunyai kedudukan yang sangat terhormat. Di samping sebagai sarana hiburan yang sehat, ia juga berfungsi sebagai media penerangan dan pendidikan. Baiak itu tentang moralitas, etika, adapt istiadat atau religi. Yang tak kalah pentingnya Wayang Golek itu pun berfungsi sebagai upacara ritual penolak bala, upacara tersebut Ngaruat.

Sampai saat ini Wayang Golek masih tetap digemari oleh masyarakat Jawa Barat, baik tua atau pun muda. Ia masih sering dipergelarkan pada berbagai pesta keramaian seperti khitanan, perkawinan, perayaan hari-hari besar, malam penggalangan dana, sebagai kaul/nazar, atau ngaruat untuk memohon berkah dan keselamatan.

Pada masyarakat pedesaan, Wayang Golek dapat dijadikan alat untuk mengukur status social seseorang. Artinya apabila di kampong mereka ada orang yang menanggap Wayang Golek, apalagi dalangnya ternama, maka dapat dipastikan bahwa orang tersebut dapat dikatagorikan sebagai orang berada.

Sebagai teater, Wayang Golek merupakan seni pertunjukan yang amat komplek sebab di dalamnya terdapat berbagai cabang seni seperti seni rupa, seni sastra, suara, musik dan seni tari. Demikian juga dengan cara penyajiannya, ia tidak cukup hanya dimainkan oleh seorang Dalang tetapi membutuhkan persoalan pendukung yang kadang-kadang melebihi 20 orang.

Persoalan pendukung itu memang mempunyai tugas dan fungsi masing-masing, namun semuanya tetap harus mendukung Dalang sebagai pusat pertunjukan. Karena itu, dalam pergelaran Wayang Golek semua personal harus menjadi suatu kesatuan yang utuh dan padu agar semua dapat berjalan dengan sempurna.

2. Bentuk Wayang Golek

Media utama pergelaran Wayang Golek adalah boneka yang terbuat dari kayu (umumnya jenis kayu yang ringan), ditatah/doukir, dicat, diberi busana dan karakter sesuai dengan ketentuan dan kebutuhan. Boneka kayu yang menyerupai manusia dengan stilasi disana-sini itu disebut juga Wayang Golek, dengan demikian nama benda peraga dan nama jenis pertunjukannya itu sendiri sama yakni Wayang Golek.

Bentuk/badan wadag Wayang Golek sebenarnya dapat dipisah-pisah menjadi 3 (tiga) bagian yaitu bagian kepala beserta leher, tangan, dan badan. Ketiga bagian tersebut dibuat secara terpisah untuk kemudian disambungkan sehingga bentuknya tampak utuh seperti “manusia”.

Bagian leher dan kepala disambungkan oleh bamboo yang telah diraut kurang lebih sebesar jari kelingking sehingga wayang tersebut dapat menengok ke kiri dank e kanan seperti manusia. Bagian bawah dari bamboo itu diruncingkan, menembus badan wayang sampai ke bawah dan akhirnya berfungsi sebagai kaki yang akan ditancapkan pada batang pisang sehingga dapat berdiri kokoh. Dari bagian pinggang ke bawah dipasang kain yang berbentuk sarung sehingga tangan Dalang yang memegang bambu tadi tidak tampak dari luar.

Bagian tangan dibuat terpisah terutama pada sendi bahu dan sedi siku. Sendi-sendi itu dihubungkan dengan benang/tali sehingga wayang tersebut dapat bergerak menyerupai manusia. Bagian tangan tokoh-tokoh wayang tertentu diberi kelat bahu (hiasan pangkal lengan) atau gelang. Demikian juga pada bagian-bagian tubuh wayang yang penuh dengan manik-manik, anting telinga, badong (hiasan punggung), keris dan sebagainya. Adapun bentuk badan raut wajah, pakaian, hiasan, disesuaikan dengan karakter dan kedudukan tokoh wayang yang bersngkutan.

3. Sumber Cerita

Cerita pada pertunjukan Wayang Golek Sunda umumnya bersumber kepada kitab Arjuna Sasrabahu, Ramayana, dan Mahabarata, yaitu kitab-kitab yang berasal dari kebudayaan Hindu di India. Namun cerita yang paling banyak digemari masyarakat adalah Mahabarata, bahkan dari lakon induk ini telah lahir berpuluh-puluh cerita sempalan/carangan yang merupakan hasil kreatifitas para dalang.

4. Musik

Musik yang dipergunakan untuk mengiringi pergelaran Wayang Golek adalah karawitan Sunda yang berlaraskan Pelog/Salendro. Instrumen musik tersebut ditabuh oleh beberapa orang Nayaga atau Juru Gending, adapun alat musik tersebut lengkap adalah sebagai berikut :


Saron 1 Saron 2 - Peking - Demung - Selentem

Bonang - Rincik - Kenong - Gambang

Rebab - Kecrek - Kendang - Bedug

Gong

Kedudukan musik dalam pergelaran Wayang Golek demikian pentingnya, ia merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pertunjukan itu sendiri. Mulai dari tatalu (overture) kawin/lagu, tari dan perang wayang, dialog, pembangunan suasana, pengisi celah antar adegan, semuanya diiringi dengan musik. Di samping itu, musik itu pun harus disesuaikan dengan karakter-karakter wayang yang diiringinya

Misalnya :


Satria Ladak, seperti Narayana, Karna, Salya, Somantri, harus diiringi dengan gending gawil

Satria Lungguh, seperti Arjuna, Abimanyu, Pandu, Semiaji, diiringi dengan gending banjar Sinom atau Udan Mas

Ponggawa, seperti Gatotkaca, Indrajit, Baladewa, biasa diiringi dengan gending bendrong, Waled, dan Macan Ucul.

Raja-raja, seperti Kresna diiringi dengan gending Kastawa, Rahwana dengan gending Gonjing atau genggong

5. Sinden/Juru Kawih

Sinden atau Pasinden, dalam pergelaran Wayang Golek sering pula disebut Juru Kawin, Juru Sekar, atau Suarawati. Tugasnya adalah melantunkan lagu/kawin untuk mendukung sajian Dalang. Sebagai pendukung, tentu saja Pasinden ini tidak dibenarkan melantunkan lagu semena-mena, ia harus mampu mendukung apa yang sedang dan akan dibawakan oleh Dalang. Misalnya saat Dalang membawakan adegan sedih maka syair (rumpaka) lagunya pun harus bermakna sedih, saat Dalang membawakan adegan romantis maka syairnya pun harus romantis. Demikian juga saat Dalang akan menceritakan adegan di Astina, maka Pasinden ini terlebih dahulu harus mampu memberikan gambaran keadaan Negara Astina kepada penonton melalui syair-syair lagunya.

Bahasa yang digunakan dalang dan bahasa yang digunakan Pasinden jelas berbeda fungsi. Bahasa Dalang fungsinya untuk mengungkapkan cerita, sedangkan bahasa yang digunakan Pasinden untuk memberikan gambaran dan mempertegas lukisan-likisan peristiwa yang dituturkan Dalang.

Pada saat jeda atau pengisi celah antar adegan (saat Dalang istirahat), Pasinden ini biasanya diberi kesempatan untuk membawakan lagu/kawin lepas yang tidak terikat dengan cerita. Sering pula lagu-lagu itu dipesan oleh penonton dengan memberi tips yang tidak ditentukan besar-kecilnya.

Sebuah pergelaran Wayang Golek umumnya memerlukan antara 2-5 orang Pasinden ditambah dengan Alok atau Wirasuara (pria). Semuanya tentu saja dituntut harus memiliki suara yang bagus dengan kepekaan yang tinggi terhadap musik dan karater Dalang

6. Bahasa dan Sastra Pedalangan

Pada dasarnya bahasa/percakapan antar tokoh dalam pergelaran Wayang Golek adalah bahasa daerah, dalam hal ini adalah bahasa Sunda dengan undak-undaknya yang disebut Amardibasa atau tata bahasa. Walaupun demikian, untuk tokoh-tokoh wayang tertentu seperti Bima dan Togog umumnya menggunakan bahasa Indonesia. Penggunaan bahasa tersebut dilakukan para Dalang untuk memberikan variasi dan karakter pada wayang yang berjumlah ratusan.

Demikian juga dalam penyampaian prolog yang dalam istilah teknisnya disebut Murwa dan Nyanda, pada umumnya para Dalang menggunakan bahasa Jawa Kuno yang dituturkan sambil dinyanyikan dalam lagu tertentu. Prolog ini sebenarnya berisi penuturan yang menggambarkan suasana adegan yang sedang atau akan digarap sang Dalang.

Selain Murwa dan Nyandra, dalam sastra pedalangan dikenal juga Suluk dan Kakawen yang fungsinya untuk menggambarkan suasana dan karater wayang yang sedang ditampilkan. Perbedaan Suluk lebih menitikberatkan kepad bahasanya sedangkan Kakawen kepada karawitannya, terutama tentang melodi. Baik Suluk atau kakawen, keduanya dituturkan/dinyanyikan dengan menggunakan bahasa Jawa Kuno. Pada perkembangan selanjutnya para Dalang mulai ada yang menggunakan bahasa Sunda, baik untuk Murwa dan Nyandra, atau untuk Suluk dan Kakawen

Dalam menyempaikan lakon/cerita, seorang Dalang tidak dibenarkan menggunakan bahasa yang vulgar dan tidak beraturan. Untuk itu disusunlah rambu-rambu khusus yang disebut Panca Curiga atau Panca S. Lengkapnya Panca S itu adalah Sindir, Silib, Siloka, Simbul dan Sasmita yang mempunyai ari sebagai berikut:

6.1 Sindir

Adalah kritik-kritik, kecaman-kecaman atau pujian yang di ungkapkan dalam suatu cerita, yang disusun sedemikian rupa sehingga harus serta tidak secara langsung menyinggung hati yang dikritik atau dikecamnya.

6.2 Silib

Silib adalah suatu penerangan atau nasihat yang diselipkan di dalam suatu tema, babak atau adegan tertentu.

6.3 Siloka

Siloka adalah kalimat-kalimat yang harus digali kembali bila ingin mengetahui arti yang sesungguhnya.

6.4 Simbul

Simbul adalah perlambang yang harus dicari atau ditafsirkan sendiri apa makna yang sesungguhnya.

6.5. Sasmita

Yang dimaksud sasmita adalah isyarat atau pertanda

Hakikatnya Panca Curiga tersebut adalah suatu kesatuan yang utuh dan antara satu sama lainnya tidak dapat dipisah-pisahkan. Fungsinya adalah untuk memberikan “batasan” kepada Dalang dan Seniman pendukung Wayang Golek agar dalam mengucapkan kata (langsung), karena hal itu dapat menyinggung orang lain serta menurunkan derajat dan nilai seni pedalangan yang mereka anggap adiluhung.

7. Susunan Pengadegan

Yang dimaksud dengan susunan pengadegan disini adalah pola cerita atau Struktur Dramatik. Alur cerita dalam pergelaran Wayang itu tidak begitu penting sehingga kemapanan pola cerita tidak akan rusak karenanya.

Seraca garis besar Susunan Pengadegan itu terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu : Karatonan, Pasebanan, Bebegalan, Karaton lain, Perang Papacal, Gara-gara, Panditaan, Perang Kembang, Perang Barubuh, dan Karatonan.

7.1. Karatonan

Menceritakan keadaan di keratin Negara lawan (antagonis) yang biasanya sedang menghadapi kesulitan besar. Para Pembesar negeri itu tengah bermusyawarah untuk mencari jalan keluar dari kesulitan, kemudian salah seorang yang hadir mengajukan satu cara. Sang Raja menyetujuinya, kemudian menugaskan para Pembesar untuk menyiapkan diri.

7.2. Pasebanan

Para pembesar Negara sedang mengadakan persiapan dengan bala tentaranya di Paseban. Mereka mendapat tugas dari rajanya, yang intinya perintah tersebut akan merugikan pihak lain. Rombongan itu pergi menuju Negara lawan dipimpin oleh Senapati andalannya. Pimpinan rombongan biasanya akan mengendarai kuda atau gajah yang akan divisualisasikan Dalang dalam bentuk tarian Jaranan yang menarik

7.3. Bebegalan

Saat di sebuah hutan, rombongan ini dihadang oleh kawanan Raksasa yang marah karena terganggu ketenteramannya. Perang tak dapat dihindari dan akhirnya Raksasa itu dapat dikalahkan Rombongan melanjutkan perjalanannya.


7.4. Karaton Lain

Menceritakan keadaan di keratin Negara lain, yaitu keratin tokoh utama/protagonist. Keraton inipun biasanya tengah menghadapi masalah. Misalnya kehilangan pusaka, sakit, mimpi buruk Sang Raja, dan sebagainya. Saat mereka sedang bermusyawarah, tiba-tiba dating pasukan lawan yang membuat kerusuhan.

7.5. Perang Papacal

Terjadi peperangan “kecil” antara kedua belah pihak Perang ii bias dimenangkan oleh si baik atau si jahat, tapi umumnya si Jahat tersebut dapat melarikan diri dengan membawa apa yang diingininya.

7.6. Gara-Gara

Gara-gara ini adalah adegan lawak yang dilakukan oleh para Punakawan (Cepot, Dawala, Gareng) untuk menghibur ksatria asuhannya yang sedang berguru di sebuah Patapan. Adegan ini biasanya sangat dinanti-nantikan penonton karena penuh canda dan tawa sehingga dapat menghilangkan rasa kantuk. Setelah lawakan usai, muncullah ksatria (tokoh utama) tersebut dengan Pendita yang menjadi gurunya. Sang Guru memberikan wejangan kepada muridnya. Adegan diakhiri dengan perginya sang tokoh utama diiringi oleh para Punakawan untuk menunaikan Darma Baktinya.

7.7. Perang Kembang

Di tengah perjalanan mereka bertemu dengan rombongan lawan sehingga terjadi pertempuran. Dalam pertempuran ini musuh dapat dikalahkan sehingga mereka melarikan diri.

8.8 Perang Barubuh

Tokoh utamanya mengejar musuh sampai kenegaranya untuk menuntut balas dan menyelematkan apa yang telah dicurinya oleh pihak lawan, maka terjadilah perang besar (adegan klimaks) dan diakhiri dengan kekalahan pihak musuh. Raja musuh tersebut dapat ditawan atau ditewaskan.

8.9 Karatonan

Seluruh adegan biasanya berakhir di sebuah keratin dengan dihadiri oleh seluruh keluarga tokoh utama. Kesimpulan akhirnya kejahatan akan dikalahkan oleh kebajikan.

9. Waktu dan Tempat Pertunjukan

Wayang Golek Sunda dapat dipertunjukkan siang hari ataupun malam. Hal ini dikarenakan pergelaran tersebut tidak menggunakan kelir seperti halnya pergelaran Wayang Kulit dari Jawa Tengah atau Jawa Timur.

Pertunjukan siang hari biasanya dimulai pukul 09.00 dan berakhir pukul 16.00 WIB, sedangkan pertunjukan malam hari diselenggarakan mulai pukul 21,30 sampai menjelang azan Subuh.

Tempat pertunjukan bias dilaksanakan dimana saja, di dalam ruang tertutup atau di tempat terbuka asal tempat tersebut mampu menampung jumlah pemain dan penontonnya. Baik di dalam ruangan ataupun di tempat terbuka pergelaran wayang golek membutuhkan panggung. Panggung tersebut biasanya lebih tinggi dari pada kedudukan penonton, hal ini dimaksudkan agar para penonton tersebut dapat melihat dengan jelas jalannya pertunjukan.

Di atas panggung dipasang dua batang pohon pisang (gedebog) yang panjangnya kurang-lebih 1,5 meter sebagai area permainan atau untuk menancapkan wayang. Posisi kedua gedebog itu ditinggikan sekitar 80 cm dengan memakai penopang dari kayu yang telah dosediakan. Di kanan-kiri area pertunjukan dipasang pula gedebog dengan posisi yang lebih rendah, fungsinya adalah untuk menancapkan wayang-wayang yang sedang tidak terpakai. Wayang-wayang tersebut dipasang berjajar menurut aturan yang telah baku.


Sumber : http://harivernandez.blogspot.com/2012/11/sejarah-wayang-golek.html