SISTEM AUDIT
Disusun
Oleh :
DEWI
PERTIWI
1B116151
5KA47
SISTEM INFORMASI
ILMU KOMPUTER DAN TEKNLOGI INFORMASI
2017
DEFINISI
AUDIT
Berikut ini beberapa
pendapat para pakar mengenai definisi auditing yang berkembang saat ini :
Menurut Arens and Loebbecke (Auditing: An Integrated Approach, eight edition, 2000:9), Audit adalah kegiatan mengumpulkan dan mengevaluasi dari bukti-bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara informasi dengan kriteria yang telah ditetapkan. Proses audit harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independent.
Menurut Arens and Loebbecke (Auditing: An Integrated Approach, eight edition, 2000:9), Audit adalah kegiatan mengumpulkan dan mengevaluasi dari bukti-bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara informasi dengan kriteria yang telah ditetapkan. Proses audit harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independent.
Menurut William F. Meisser, Jr (Auditing and Assurance Service, A Systematic Approach, 2003:8) audit adalah proses yang sistematik dengan tujuan mengevaluasi bukti mengenai tindakan dan kejadian ekonomi untuk memastikan tingkat kesesuaian antara penugasan dan kriteria yang telah ditetapkan, hasil dari penugasan tersebut dikomunikasikan kepada pihak pengguna yang berkepentingan.
Auditing Secara umum adalah suatu proses sistematik
untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai
pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan
untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut
dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada
pemakai yang berkepentingan. Sedangkan menurut Sukrisno Agoes, Auditing adalah
suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang
independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen,
beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan
tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai keawajaran laporan keuangan tersebut.
Pengertian Auditing dari Konrath adalah suatu proses sistematis untuk secara
objektif mendapatkan dan mengevaluasi bukti mengenai asersi tentang
kegiatan-kegiatan dan kejadian-kejadian ekonomi untuk meyakinkan tingkat
keterkaitan antara asersi tersebut dan kriteria yang telah ditetapkan dan
mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang
berkepentingan”.
Dari
beberapa definisi di atas, auditing
Merupakan suatu proses pemeriksaan sistematis yang
dilakukan oleh auditor yang independen dan kompeten terhadap laporan keuangan
yang disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti
pendukung untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan
keuangan tersebut.
TUJUAN
AUDIT
Tujuan audit secara
umum dapat diklasifikasilkan sebagai berikut :
- Kelengkapan (Completeness). Untuk meyakinkan bahwa seluruh transaksi telah dicatat atau ada dalam jurnal secara aktual telah dimasukkan.
- Ketepatan (Accurancy). Untuk memastikan transaksi dan saldo perkiraan yang ada telah dicatat berdasarkan jumlah yang benar, perhitungan yang benar, diklasifikasikan, dan dicatat dengan tepat.
- Eksistensi (Existence). Untuk memastikan bahwa semua harta dan kewajiban yang tercatat memiliki eksistensi atau keterjadian pada tanggal tertentu, jadi transaksi tercatat tersebut harus benar-benar telah terjadi dan tidak fiktif.
- Penilaian (Valuation). Untuk memastikan bahwa prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum telah diterapkan dengan benar.
- Klasifikasi (Classification). Untuk memastikan bahwa transaksi yang dicantumkan dalam jurnal diklasifikasikan dengan tepat. Jika terkait dengan saldo maka angka-angka yang dimasukkan didaftar klien telah diklasifikasikan dengan tepat.
- Ketepatan (Accurancy). Untuk memastikan bahwa semua transaksi dicatat pada tanggal yang benar, rincian dalam saldo akun sesuai dengan angka-angka buku besar. Serta penjumlahan saldo sudah dilakukan dengan tepat.
- Pisah Batas (Cut-Off). Untuk memastikan bahwa transaksi-transaksi yang dekat tanggal neraca dicatat dalam periode yang tepat. Transaksi yang mungkin sekali salah saji adalah transaksi yang dicatat mendekati akhir suatu peride akuntansi.
- Pengungkapan (Disclosure). Untuk meyakinkan bahwa saldo akun dan persyaratan pengungkapan yang berkaitan telah disajikan dengan wajar dalam laporan keuangan dan dijelaskan dengan wajar dalam isi dan catatan kaki laporan tersebut.
SISTEM INFORMASI
Sistem Informasi (SI) adalah kombinasi dari dan teknologi informasi aktivitas orang yang
menggunakan teknologi itu untuk mendukung operasi dan manajemen. Dalam
arti yang sangat luas, istilah sistem informasi yang sering digunakan merujuk
kepada interaksi antara orang, proses algoritmik, data, dan teknologi. Dalam
pengertian ini, istilah ini digunakan untuk merujuk tidak hanya pada penggunaan
organisasi teknologi informasi dan komunikasi (TIK), tetapi juga untuk cara di mana orang berinteraksi dengan teknologi ini
dalam mendukung proses bisnis.
Ada yang membuat perbedaan
yang jelas antara sistem informasi, dan komputer sistem TIK, dan proses bisnis.
Sistem informasi yang berbeda dari teknologi informasi dalam sistem informasi
biasanya terlihat seperti memiliki komponen TIK. Hal ini terutama berkaitan
dengan tujuan pemanfaatan teknologi informasi. Sistem informasi juga berbeda
dari proses bisnis. Sistem informasi membantu untuk mengontrol kinerja proses
bisnis.
Alter berpendapat untuk sistem
informasi sebagai tipe khusus dari sistem kerja. Sistem kerja adalah suatu
sistem di mana manusia dan/atau mesin melakukan pekerjaan dengan menggunakan
sumber daya untuk memproduksi produk tertentu dan/atau jasa bagi pelanggan.
Sistem informasi adalah suatu sistem kerja yang kegiatannya ditujukan untuk
pengolahan (menangkap, transmisi, menyimpan, mengambil, memanipulasi dan
menampilkan) informasi.
Dengan demikian, sistem
informasi antar-berhubungan dengan sistem data di satu sisi
dan sistem aktivitas di sisi lain. Sistem informasi adalah suatu bentuk pengambilan keputusan komunikasi sistem di mana data yang mewakili dan diproses sebagai bentuk dari memori
sosial. Sistem informasi juga dapat dianggap sebagai bahasa semi formal yang
mendukung manusia dalam dan tindakan.
Sistem informasi merupakan
fokus utama dari studi untuk disiplin sistem informasi dan organisasi informatika.
Sistem informasi adalah
gabungan yang terorganisasi dari manusia, perangkat lunak, perangkat keras,
jaringan komunikasi dan sumber data dalam mengumpulkan, mengubah, dan
menyebarkan informasi dalam organisasi. Sistem informasi adalah suatu sistem di
dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi
harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu
organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang
diperlukan.
Sistem informasi
adalah kumpulandari sub-sub sistem baik phisik maupun non phisik
yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja
sama secara harmonis untuk mencapai satu tujuan yaitu mengolah data
menjadi informasi yang berguna.
TUJUAN
AUDIT SISTEM INFORMASI
1.
Mengamankan Asset
Aset
(aktiva) yang berhubungan dengan instalasi sistem informasi mencakup: perangkat
keras (hardware), perangkat lunak (software), manusia (people), file data,
dokumentasi sistem, dan peralatan pendukung lainnya.
2. Menjaga Integritas Data
Integritas data berarti
data memiliki atribut:
kelengkapan,
baik dan dipercaya, kemurnian, dan ketelitian. Tanpa menjaga integritas data,
organisasi tidak dapat memperlihatkan potret dirinya dengan benar atau kejadian
yang ada tidak terungkap seperti apa adanya.
Keputusan
maupun langkah-langkah penting di organisasi salah sasaran karena tidak
didukung dengan data yang benar. Oleh karena itu, upaya untuk menjaga
integritas data, dengan konsekuensi akan ada biaya prosedur pengendalian yang
dikeluarkan harus sepadan dengan manfaat yang diharapkan.
3. Menjaga Efektifitas Sistem
Sistem
informasi dikatakan efektif hanya jika sistem tersebut dapat mencapai
tujuannya.perlu upaya untuk mengetahui kebutuhan pengguna sistem tersebut
(user), apakah sistem menghasilkan laporan atau informasi yang bermanfaat bagi
user. Auditor perlu mengetahui karakteristik user berikut proses pengambilan
keputusannya. Biasanya audit efektivitas sistem dilakukan setelah suatu sistem
berjalan beberapa waktu.
Manajemen
dapat meminta auditor untuk melakukan post audit guna menentukan sejauh mana
sistem telah mencapai tujuan.
4. Efisiensi
Dikatakan
efisien jika ia menggunakan sumberdaya seminimal mungkin untuk menghasilkan
output yang dibutuhkan. Pada kenyataannya, sistem informasi menggunakan
berbagai sumberdaya, seperti mesin, dan segala perlengkapannya, perangkat lunak,
sarana komunikasi dan tenaga kerja yang mengoperasikan sistem tersebut.
TAHAPAN
AUDIT SISTEM INFORMASI
Tahap-tahap audit terdiri dari 5 tahapan sebagai berikut :
1. Tahap Pemeriksaan Pendahuluan.
Sebelum
auditor menentukan sifat dan luas pengujian yang harus dilakukan, auditor harus
memahami bisnis auditi (kebijakan, struktur organisasi, dan praktik yang
dilakukan). Setelah itu, analisis risiko audit merupakan bagian yang sangat
penting. Ini meliputi review atas pengendalian intern. Dalam tahap ini, auditor
juga mengidentifikasi aplikasi yang penting dan berusaha untuk memahami
pengendalian terhadap transaksi yang diproses oleh aplikasi tersebut. pada
tahap ini pula auditor dapat memutuskan apakah audit dapat diteruskan atau
mengundurkan diri dari penugasan audit.
2. Tahap Pemeriksaan Rinci.
Pada
tahap ini auditnya berupaya mendapatkan informasi lebih mendalam untuk memahami
pengendalian yang diterapkan dalam sistem komputer klien. Auditor harus dapat
memperkirakan bahwa hasil audit pada akhirnya harus dapat dijadikan sebagai
dasar untuk menilai apakah struktur pengendalian intern yang diterapkan dapat
dipercaya atau tidak. Kuat atau tidaknya pengendalian tersebut akan menjadi
dasar bagi auditor dalam menentukan langkah selanjutnya.
3. Tahap Pengujian Kesesuaian.
Dalam
tahap ini, dilakukan pemeriksaan secara terinci saldo akun dan transaksi.
Informasi yang digunakan berada dalam file data yang biasanya harus diambil
menggunakan software CAATTs. Pendekatan basis data menggunakan CAATTs dan
pengujian substantif untuk memeriksa integritas data. Dengan kata lain, CAATTs
digunakan untuk mengambil data untuk mengetahui integritas dan keandalan data
itu sendiri.
4. Tahap Pengujian Kebenaran Bukti.
Tujuan
pada tahap pengujian kebenaran bukti adalah untuk mendapatkan bukti yang cukup
kompeten,. Pada tahap ini, pengujian yang dilakukan adalah (Davis at.all. 1981)
:
1. Mengidentifikasi kesalahan dalam
pemrosesan data
2. Menilai kualitas data
3. Mengidentifikasi ketidakkonsistenan
data
4. Membandingkan data dengan perhitungan
fisik
5. Konfirmasi data dengan sumber-sumber
dari luar perusahaan.
5. Tahap Penilaian Secara Umum atas Hasil
Pengujian.
PENGUMPULAN
DATA
DEFINISI
PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan
data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai
tujuan penelitian. Sebelum melakukan penelitian, seorang peneliti biasanya
telah memiliki dugaan berdasarkan teori yang ia gunakan, dugaan tersebut
disebut dengan hipotesis (Baca juga: Pengertian Hipotesis dan Langkah Perumusan
Hipotesis). Untuk membuktikan hipotesis secara empiris, seorang peneliti
membutuhkan pengumpulan data untuk diteliti secara lebih mendalam.
Proses
pengumpulan data ditentukan oleh variabel-variabel yang ada dalam hipotesis.
Pengumpulan data dilakukan terhadap sampel yang telah ditentukan sebelumnya.
Data adalah sesuatu yang belum memiliki arti bagi penerimanya dan masih
membutuhkan adanya suatu pengolahan. Data bisa memiliki berbagai wujud, mulai
dari gambar, suara, huruf, angka, bahasa, simbol, bahkan keadaan. Semua hal tersebut
dapat disebut sebagai data asalkan dapat kita gunakan sebagai bahan untuk
melihat lingkungan, obyek, kejadian, ataupun suatu konsep.
Data
dapat dibedakan dalam beberapa kategori. Jenis-jenis data dapat dikategorikan
sebagai berikut:
A.
Menurut cara memperolehnya:
1. Data primer, yaitu data yang
dikumpulkan dan diolah sendiri oleh peneliti langsung dari subjek atau objek
penelitian.
2. Data sekunder, yaitu data yang
didapatkan tidak secara langsung dari objek atau subjek penelitian.
B. Menurut sumbernya
1. Data internal, yaitu data yang
menggambarkan keadaan atau kegiatan dalam sebuah organisasi
2. Data eksternal, yaitu data yang
menggambarkan duatu keadaan atau kegiatan di luar sebuah organisasi
C. Menurut sifatnya
1. Data kuantitatif, yaitu data yang berbentuk
angka pasti
2. Data kualitatif, yaitu data yang bukan
berbentuk angka
D. Menurut waktu pengumpulannya
1. Cross section/insidentil, yaitu data
yang dikumpulkan hanya pada suatu waktu tertentu
2. Data berkala/ time series, yaitu data
yang dikumpulkan dari waktu ke waktu untuk menggambarkan suatu perkembangan
atau kecenderungan keadaan/ peristiwa/ kegiatan.
METODE
PENGUMPULAN DATA
Dalam
penelitian, kita seringkali mendengar istilah metode pengumpulan data dan
instrumen pengumpulan data. Meskipun saling berhubungan, namun dua istilah ini
memiliki arti yang berbeda. Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara
yang dilakukan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Pengumpulan data
dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai
tujuan penelitian. Sementara itu instrumen pengumpulan data merupakan alat yang
digunakan untuk mengumpulkan data. Karena berupa alat, maka instrumen
pengumpulan data dapat berupa check list, kuesioner, pedoman wawancara, hingga
kamera untuk foto atau untuk merekam gambar.
Ada
berbagai metode pengumpulan data yang dapat dilakukan dalam sebuah penelitian.
Metode pengumpulan data ini dapat digunakan secara sendiri-sendiri, namun dapat
pula digunakan dengan menggabungkan dua metode atau lebih. Beberapa metode
pengumpulan data antara lain:
1.
Wawancara
Wawancara
adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya
jawab langsung antara peneliti dan narasumber. Seiring perkembangan teknologi,
metode wawancara dapat pula dilakukan melalui media-media tertentu, misalnya
telepon, email, atau skype. Wawancara terbagi atas dua kategori, yakni
wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.
a. Wawancara terstruktur
Dalam
wawancara terstruktur, peneliti telah mengetahui dengan pasti informasi apa yang
hendak digali dari narasumber. Pada kondisi ini, peneliti biasanya sudah
membuat daftar pertanyaan secara sistematis. Peneliti juga bisa menggunakan
berbagai instrumen penelitian seperti alat bantu recorder, kamera untuk foto,
serta instrumen-instrumen lain.
b. Wawancara tidak terstruktur
Wawancara
tidak terstruktur adalah wawancara bebas. Peneliti tidak menggunakan pedoman
wawancara yang berisi pertanyaan-pertanyaan spesifik, namun hanya memuat
poin-poin penting dari masalah yang ingin digali dari responden.
2. Observasi
Observasi
adalah metode pengumpulan data yang kompleks karena melibatkan berbagai faktor
dalam pelaksanaannya. Metode pengumpulan data observasi tidak hanya mengukur
sikap dari responden, namun juga dapat digunakan untuk merekam berbagai
fenomena yang terjadi. Teknik pengumpulan data observasi cocok digunakan untuk
penelitian yang bertujuan untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja, dan
gejala-gejala alam. Metode ini juga tepat dilakukan pada responden yang
kuantitasnya tidak terlalu besar. Metode pengumpulan data observasi terbagi
menjadi dua kategori, yakni:
a. Participant observation
Dalam
participant observation, peneliti terlibat secara langsung dalam kegiatan
sehari-hari orang atau situasi yang diamati sebagai sumber data.
b. Non participant observation
Berlawanan
dengan participant observation, non participant observation merupakan observasi
yang penelitinya tidak ikut secara langsung dalam kegiatan atau proses yang
sedang diamati.
3. Angket (kuesioner)
Kuesioner
merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.
Kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang lebih efisien bila peneliti
telah mengetahui dengan pasti variabel yag akan diukur dan tahu apa yang
diharapkan dari responden. Selain itu kuesioner juga cocok digunakan bila
jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas.
Berdasarkan
bentuk pertanyaannya, kuesioner dapat dikategorikan dalam dua jenis, yakni
kuesioner terbuka dan kuesioner tertutup. Kuesioner terbuka adalah kuesioner
yang memberikan kebebasan kepada objek penelitian untuk menjawab. Sementara
itu, kuesioner tertutup adalah kuesioner yang telah menyediakan pilihan jawaban
untuk dipilih oleh objek penelitian. Seiring dengan perkembangan, beberapa
penelitian saat ini juga menerapkan metode kuesioner yang memiliki bentuk semi
terbuka. Dalam bentuk ini, pilihan jawaban telah diberikan oleh peneliti, namun
objek penelitian tetap diberi kesempatan untuk menjawab sesuai dengan kemauan
mereka.
4.
Studi Dokumen
Studi dokumen adalah
metode pengumpulan data yang tidak ditujukan langsung kepada subjek penelitian.
Studi dokumen adalah jenis pengumpulan data yang meneliti berbagai macam
dokumen yang berguna untuk bahan analisis. Dokumen yang dapat digunakan dalam
pengumpulan data dibedakan menjadi dua, yakni:
a. Dokumen primer
Dokumen
primer adalah dokumen yang ditulis oleh orang yang langsung mengalami suatu
peristiwa, misalnya: autobiografi
b. Dokumen sekunder
Dokumen
sekunder adalah dokumen yang ditulis berdasarkan oleh laporan/ cerita orang
lain, misalnya: biografi.
SUMBER
:
http://www.kajianpustaka.com/2013/03/definisi-dan-tujuan-audit.htmlhttps://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_informasihttp://audit-si-untag.blogspot.co.id/2015/04/audit-sistem-informasi.htmlhttp://darmansyah.weblog.esaunggul.ac.id/2016/02/19/tahap-tahap-audit-si/