Dear, giri sayang
Malam ini aku
kembali menanyakan bagaimana kabar mu disana? Menanyakan kenapa belakangan ini
kamu tidak hadir dalam mimpiku? padahal aku selalu meminta pada Tuhan agar
menghadirkan mu dalam mimpiku, dan itu tandanya aku merindukan sosokmu.
Mungkin kamu tau
aku jarang mengaji untuk mu sekarang, aku sibuk dengan duniaku sendiri sampai lupa
mengaji untukmu maka dari itu kamu enggan hadir lagi dalam mimpiku,tapi setiap
hari aku selalu mendoakan mu, agar kamu disana baik baik saja, agar Tuhan menerangkan
kuburmu, meringankan siksamu,dan menerima amal ibadahmu serta meminta agar Tuhan
memelukmu disaat kamu merasa sendiri memberimu tempat yang layak disisisNya.
Maaf mungkin hanya itu yang bisa aku lakukan,mungkin karena rasa ini telah
berubah untuk mu yang membuat aku seolah tak begitu menghiraukan mu terlebih
setelah kamu tiada.Mungkin memang sudah seharusnya seperti ini, kalau kamu
ingin tau kenapa dan apa alasanya, tanyakan saja pada Tuhan ia lebih
mengetahuinya dari pada aku.Ah namun itu semua tak penting lagi bagimu bukan?
Aku ingin menanyakan sesuatu padamu , aku
dengar kaka mu menemukan sekardus botol bekas minuman keras yang kamu simpan,
dan tau kah kamu mama mu sampai tidak menyangka, hatinya mulai terkoyak kembali
mulai meneteskan air mata kembali,yang mama mu,keluargamu, dan aku tau kamu
telah berubah bukan giri si pemabuk seperti dulu bukan kah kamu pernah berjanji
dihadapan ku, tak lagi menjadi giri yang pemabuk, namun kamu berjanji untuk
menjadi giri yang lebih baik dari sebelumnya , kamu bilang itu semua kamu
lakukan untuk ku , untuk membuktikan pada keluarga ku bahwa giri si pemabuk
bisa menjadi giri yang baik itu yang kamu lakukan agar keluarga ku menyetujui
hubungan kita bukan?, atau kah itu hanya lelucon mu? Hanya kebohongan mu agar aku
dan keluargaku percaya? Tak pantas memang menanyakan ini disaat kamu telah
pergi untuk selamanya. Namun ntah kenapa mulai muncul begitu banyak pertanyaan
dibenakku. Apa kamu masih jadi giri si pemabuk selama kita menjalin hubungan?
Apa memang benar yang namanya pemabuk sekali pemabuk ya akan tetap seperti itu?
Tapi kenapa kamu pernah berjanji untuk ku,untuk keluargaku? Membuat ku seolah mempercayainya,?atau
kah ini semua terulang karena aku?karena aku yang meninggalkanmu, mengacuhkan
mu,dan sama sekali tidak memperdulikanmu? Karena itu kah? Kamu harus tau aku
hanya mengikuti alur jalan hidupku, menjalani apa yang telah di gariskan, jika
didalamnya aku harus memperlakukan mu seperti itu ,itu semua karena takdirku,
bukan kah itu yang pernah kamu bilang? Entah lah itu semua hanya kamu dan Tuhan
yang tau dan akan selamanya seperti itu bukan,?
Mungkin akan ku
temukan jawabannya setelah kita bertemu dialam yang sama, ketika saat itu tiba
akan ku tanyakan semua pertanyaan yang selama ini memenuhi pikiranku,dan kamu
harus menjawabnya karena jawaban mu yang aku butuh kan.
Terkadang aku
membayangkan menerka nerka bagaimana wujudmu sekarang,adakah yang berubah
dengan wujudmu selama di dunia dengan dialam yang berbeda? Tidak mau kah kamu
sesekali menampakan wujudmu sekarang dihadapanku? Atau kamu tidak mau membuatku
takut? Atau kamu tidak mau aku mengetahui bagaimana wujudmu sekarang? Tau kah
kamu dihari ke 7 kamu tiada aku kekamarmu,melihat setiap sudut kamarmu ,tidur
ditempat tidurmu,sampai aku duduk di tangga rumah mu berkali kali aku melihat
kearah kamarmu berharap sosok mu muncul,namun aku kurang beruntung hanya air
mata mamah mu yang aku lihat di dekat tangga rumah mu. Melihat air mata nya,melihat
raut mukanya terlihat betul bagaimana beliau tak mau kehilangan mu, begitu pun
aku menangis ,selalu mengucapkan kata maaf karena sikap ku teramat buruk
padamu. Sebenarnya aku tak mau menitihkan air mata kembali,karena air mataku
pun tak mampu mengembalikan mu bukan? Namun banyak hal yang mengingatkan ku padamu,
pada kenangan mu, bagaimana pun kamu dulu dengan masa lalu mu,bagaimana pun
kamu terlihat buruk dimata orang lain,namun kamu tetap jadi orang yang pernah
begitu berarti dalam hidupku dan aku anggap kamu adalah mantan terindah
diantara mantan mantan terindah ku.
Salam sayang ,
Dewi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar