Nama Kelompok:
Annisaa Rahmayani N
Dewi Pertiwi
Erwin Parasian H
Dedi Santiago
Arya Widya
KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan adalah
suatu proses dimana seseorang berupaya mempengaruhi sejumlah orang dan
mengarahkan organisasinya untuk mencapai suatu tujuan, sehingga hubungan antara
manusia didalam organisasi tersebut lebih kohesif dan koheren. Atau suatu
proses dimana seseorang berupaya mempengaruhi sekelompok orang untuk mencapai
tujuan bersama. Dalam rangka menjalankan proses kepemimpinannya ini, mereka
menggunakan sejumlah “pengetahuan” dan “keterampilan” yang dimilikinya,
terlepas dari apakah pengetahuan dan keterampilan tersebut ditunjang oleh bakat
bawaan dirinya atau hasil dari proses pembelajaran (formal dan/atau
non-formal). Pengetahuan merupakan kombinasi dari pengalaman, informasi
kontekstual, nilai dan wawasan para pakar yang dijadikan acuan, sebagai kerangka
untuk mengevaluasi dan menggambungkan informasi dan pengalaman baru. Menurut
John Locke, kita memiliki kerangka ide dalam diri kita (gagasan pertama) yang
kita gunakan untuk mengevaluasi informasi dan pengalaman baru (gagasan kedua).
Menurut Peter F. Drucker, pengetahuan adalah informasi bagi seseorang sebagai
landasan untuk melakukan suatu tindakan dalam situasi perubahan, sehingga
individu atau organisasi mampu bertindak dengan cara yang berbeda dan lebih
efektif. Melalui pengetahuan dan informasi, seseorang diharapkan menghasilkan
tindakan yang tepat dan mengartikulasikan tindakan yang paling mungkin. Yaitu
dengan menseleksi dan menilai berbagai alternatif tindakan serta bagaimana
tindakan tersebut harus diimplementasikan agar sesuai dengan hasil atau kinerja
yang diinginkan.
Berdasarkan definisi Kepemimpinan di atas ada 3 variabel
utama yang tercakup di dalam kepemimpinan yaitu :
1. Kepemimpinan
yang melibatkan orang lain. Seorang Wirausaha akan berhasil apabila dia
berhasil memimpin karyawannya atau mau bekerjasama untuk memajukan
perusahaannya.
2. Kepemimpinan
menyangkut distribusi kekuasaan. Para Wirausaha mempunyai otoritas untuk
memberikan sebagian kekuasaan kepada bawahannya dan diangkat menjadi pemimpin
pada bagian tertentu.
3. Kepemimpinan
menyangkut penanaman pengaruh dalam rangka mengarahkan para bawahan. Seorang
wirausaha tidak hanya mengatakan apa yang harus dikerjakan oleh karyawan tetapi
harus mampu mempengaruhi karyawannya untuk berperilaku dan bertindak untuk
memajukan perusahaan.
Mengacu pada definisi kepemimpinan di atas, maka seorang
pemimpin diharapkan mempunyai ketrampilan yaitu :
1. Ketrampilan
Teknis; mengacu pada pengetahuan dan ketrampilan.
2. Ketrampilan
Manusiawi ; kemampuan bekerja secara efektif dengan orang-orang dan membina
kerja tim.
3. Ketrampilan
Konseptual ; kemampuan untuk berfikir dalam kaitannya dengan model, kerangka,
hubungan yang luas.
10 karakteristik pemimpin
- Penyingkapan diri
Dapat berbagi perasaan merupakan
pertanda kekuatan. Sebagian pemimpin percaya bahwa ungkapan perasaan merupakan
tindakan negatif dan akan membatasi keefektifan.
Adalah benar bahwa membuat pengakuan
pribadi atau memberikan informasi yang dapat merugikan reputasi Anda atau orang
lain adalah tidak bijaksana. Ada orang yang selalu mencari kesempatan
mendiskreditkan kesuksesan orang lain.
Pengungkapan diri berarti mengetahui
bagaimana mempresentasikan pandangan Anda yang positif dan cerah. Orang yang
dapat melakukan ini sering membuat lingkungan di mana orang lain merasa aman
mengungkapkan perasaan diri sendiri. Inilah awal persahabatan yang produktif
dan menciptakan sistem pendukung, sinergi tim, kemitraan, produktifitas, dan pemecahan
masalah. Sayangnya, banyak organisasi gagal membangun lingkungan bersuasana
bisnis yang harmonis, karena orang merasa tidak aman untuk berbagi apa yang
mereka pikirkan.
2.
Wawasan (knowledge)
Mampu mengenali pola dalam emosi dan
reaksi berarti dapat mengenali kecenderungan tertentu, baik positif atau
negatif. Apa yang Anda lakukan dengan pengetahuan ini akan menentukan tingkatan
komitmen terhadap perubahan. Seringkali, Anda tidak menyadari cara menaklukkan
diri saat menghadapi orang, khususnya ketika menghadapi situasi yang penuh
emosi. Semakin terampil mengenali pola respon yang sejenis, semakin bagus Anda
dapat mengoreksi atau menyempurnakan. Komplemen wawasan pribadi adalah
kapasitas mengenali pola orang lain. Ini dapat memicu perbandingan yang mempermudah
menangani kebutuhan emosi orang dan mengetahui bagaimana memecahkan
permasalahan.
3.
Tanggung Jawab Pribadi
Memberikan wejangan yang memotivasi
merupakan cara menaikkan potensi karyawan dan mengejawantahkan misi organisasi.
Bahkan jika tidak ada tindak lanjut pun, cara ini sebetulnya tidak akan
mengurangi kekuasaan. Namun, pemimpin akan kehilangan kharisma jika tidak
menepati janji. Karyawan dan pelanggan tidak lagi mudah dibodohi dengan
retorika dan kharisma. Mereka menginginkan tindakan.
Merealisasikan berarti memiliki
tanggung jawab pribadi untuk menggapai hasil. Banyak pemimpin sekarang
mengharapkan perubahan dan menuntut hasil, tetapi tidak berpartisipasi dalam
berusaha dan tidak diperhitungkan dalam menentukan kesuksesan perusahaan. Bos
semacam ini perlu umpan balik dan duduk bersama dalam membuat keputusan.
Pemimpin sekarang perlu terlibat aktif dan bertanggung jawab terhadap proses
pengembangan dan implementasi.
Pemimpin yang selalu terlibat aktif
dan tertarik ikut andil dalam proses perubahan dan ingin mengetahui bagaimana
dampaknya terhadap karyawan biasanya selalu mendambakan hasil yang positif.
4.
Agen Perubahan (agent of change)
Menjadi agen perubahan berarti
memacu berbagi gagasan, perasaan, dan informasi yang meningkatkan
produktifitas. Dengan demikian membuahkan pemahaman dua arah yang jujur. Dengan
perspektif ini, tidak ada konsekuensi negatif untuk berbicara dengan jujur.
Membangun kepercayaan merupakan
unsur penting dalam berinteraksi. Berbagi perasaan tanpa marah atau menyalahkan
orang lain merupakan langkah penting ke arah rekonsiliasi. Dalam berbagai
diskusi, debat atau negosiasi, harus ada sinergi emosi untuk menstabilkan
suasana hati dan nada pembicaraan. Jika seseorang marah dan berbicara terus
tanpa berhenti, peluang menyelesaikan pertentangan atau konflik sangat tipis.
Pemimpin otokratis tidak mengijinkan
orang lain mengungkapkan pernyataan dengan jujur. Ketika menghadapi orang jenis
pemimpin ini, karyawan akan menyembunyikan informasi, mengatakan apa yang
menyenangkan dan selalu takut terhadap hasil akhir.
Ketidakjujuran semacam ini akan
memicu dua masalah yang destruktif. Yakni:
- Ketika karyawan merasa tidak diberdayakan, mereka tidak efektif dalam memberikan pandangan. Karyawan cenderung takut dan tidak tergoda dengan aktifitas baru atau yang inovatif.
- Ketika karyawan dirundung stres dan kecemasan, biasanya tidak sehat dan tidak produktif.
5.
Pengembang
Pengembang adalah pembuat konsensus
dan pemerjelas pemahaman. Mereka tahu kapan mendengarkan, empati, berbicara,
dan memberikan pengarahan. Mereka punya
kombinasi yang seimbang antara
asertif dan ketenangan. Pengembang percaya bahwa setiap orang punya hak
mengungkapkan pendapat dan perbedaan merupakan kualitas positif suatu
organisasi.
6.
Pemegang Saham
Pemimpin dengan sikap pemegang saham
memberikan karyawan peluang berbagi rasa dalam kesuksesan dan tantangan
organisasi. Karyawan diberikan saham beban untuk merealisasikan misi perusahaan
dan bertanggung jawab terhadap apa yang mereka lakukan. Pemimpin dengan mental
seperti ini tahu bagaimana mendelegasikan dan memberikan peluang kepada
karyawan untuk menyumbangkan kreatifitas kepada suatu posisi. Dalam lingkungan
semacam ini, orang merasa memiliki perusahaan dan akan bekerja sebaik-baiknya.
7.
Ketrampilan Mengatasi Stres
Ada banyak manfaat dalam
kepemimpinan, namun juga banyak tekanan dan stres. Mengatasi kekompleksan
masalah, isu, dan tuntutan pemimpin abad 21 memerlukan orang yang tahu
bagaimana mengendalikan emosi.
Ada empat strategi yang dapat
membantu mengendalikan emosi:
- Meluangkan waktu untuk memeriksa realita perilaku dan sikap. Tanyakan kepada diri sendiri:
“Bagaimana saya memperlakukan
karyawan?”
“Bagaimana perasaan saya sekarang,
pekerjaan, dan tantangan dalam hidup saya?”
“Apakah saya sering marah?”
“Apakah saya mau mendengarkan?”
“Apakah saya capai?”
“Kapan terakhir kali mengerjakan
sesuatu yang benar-benar saya sukai dan yang
membuat rileks?”
“Apakah saya menelantarkan
keluarga?”
Jika tahu bahwa Anda memberikan
tanggapan yang kurang memadai kepada pertanyaan di atas, tibalah saatnya untuk
berhenti dan melakukan hal baru. Anda perlu memfokuskan diri dengan
sungguh-sungguh dan seksama untuk mengubah perilaku diri sendiri dan cara
mendayagunakan waktu. Seringkali, pemimpin bilang tidak punya waktu. Pada
kenyataannya, yang menjadi masalah bukan waktu, tetapi prioritas. Jika klien
potensial yang bisa mendatangkan keuntungan 4 triliun dollar memanggil Anda
pada saat-saat menjelang akhir hari kerja yang sibuk, itulah waktu untuk
bertemu dengan klien.
- Perhatikan kesehatan, keluarga, dan waktu rileks sebagai aset lima triliun dollar yang harus diperhitungkan setiap hari. Ketrampilan yang perlu dimiliki dalam hal ini antara lain:
-
dapat mengenali kapan Anda capai dan terlalu banyak beban kerja.
-
dapat mengenali emosi dan menyesuaikan perilaku.
-
dapat menyisihkan waktu dari tekanan kerja dan dapat rileks.
-
dapat percaya kepada teman yang diajak berbicara dan diskusi. Hal ini sulit
dilakukan laki-laki, namun sangat penting untuk kondisi tertentu.
-
dapat menerima umpan balik dari kolega yang loyal yang bertindak sebagai
barometer dalam menghadapi tekanan kerja. Sebagian karyawan sangat pintar
menyesuaikan suasana hati pemimpin. Pengetahuan karyawan semacam ini sangat
membantu bos dalam memberikan ruang gerak restrukturisasi kelompok.
- Mengurangi tekanan yang dibebankan kepada diri sendiri. Seringkali jabatan pemimpin menjadi musuh terburuk bagi diri sendiri. Dorongan meraih jabatan yang ia pegang sama dengan dorongan mempelantingkan dirinya ke spiral pribadi yang melengkung ke bawah. Tujuan utama pemimpin seharusnya menjaga keseimbangan antara waktu pribadi dan profesional.
Ingin tetap di puncak atau tetap
memegang tampuk pimpinan dapat menjadi masalah jika Anda tidak berhati-hati
dengan konsekuensi terhadap emosi dalam diri manusia. Banyak pemimpin sekarang
meninggalkan posisi papan atas di perusahaan multinasional karena alasan
pribadi. Adalah lebih baik mempersiapkan diri menghadapi masalah daripada
melakukannya nanti setelah masalah merebak. Sukses akan berdampak fatal kepada
pemimpin, jika perhatian yang memadai tidak dicurahkan untuk menjaga
keseimbangan.
- Belajar mengenali kapan cangkir Anda penuh dan bertindak seperlunya. Pemahaman diri dapat membantu mengidentifikasi perasaan. Mendengarkan suara hati dapat memberitahu Anda kapan menghadapi bahaya atau kondisi kritis. Ketika Anda merasa bahwa orang dan masalah membuat frustasi, marah dan mengganggu ekuilibrium, lebih baik mundurlah selangkah untuk menghela napas, daripada harus berkonfrontasi dengan orang pertama yang Anda hadapi. Menyadari perasaan diri sendiri ketika stress merupakan salah satu cara menghindari perilaku yang tidak perlu, yang dapat melukai hati orang lain.
8.
Ekspresi
Pernyataan “Bukan apa yang Anda
katakan, tetapi bagaimana Anda mengatakan bahwa sesuatu selalu diperhitungkan”
memang benar adanya. Apa yang Anda katakan bisa membuat perbedaan hubungan
antar pribadi. Misalnya, jika Anda memberitahu karyawan bahwa ia dipecat, apa
pun nada Anda dalam mengucapkan kalimat ini, maknanya masih sama. Bentuk
ungkapan, derajat empati, dan pertimbangan terhadap seseorang dapat membuat
respon orang lain berbeda. Contoh pernyataan EQ: “Adalah sulit bagi saya untuk
mengatakan Anda demikian —meskipun kita menghargai darma bakti Anda di masa
lalu. Sayangnya, berhubung proyek ini kurang dana, kami tidak dapat
mempertahankan gaji Anda. Kami terpaksa harus mencari kemungkinan lain. Namun
usaha kami sia-sia sehingga terpaksa meniadakan posisi Anda. Saya akan senang
hati membantu Anda mencari pekerjaan lain dan akan mengupayakan memberikan
surat rekomendasi.”
Bagaimana Anda mengekspresikan diri
bagaikan es di atas kue dan dapat menjadi
faktor penentu apakah sukses atau
gagal dalam menghadapi situasi sulit. Ungkapan
terima kasih yang singkat dan tulus
atas darma bakti karyawan dalam bentuk tawaran memberikan rekomendasi
memungkinkan karyawan tahu bahwa keputusan tidak dapat dihindari dan Anda
sangat menaruh perhatian terhadapnya. Bahkan memperingatkan kepada karyawan
atas perbuatannya yang tidak pantas masih dapat dilakukan tanpa merusak
karakter orang yang masih dalam proses. Ketegasan dan pengarahan dapat
diterapkan ketika mempertimbangkan perasaan karyawan. Cara yang positif untuk
mengungkapkan perasaan adalah dengan berikut ini:
-
menghargai seseorang
-
empati terhadap situasi
-
memfokuskan pada masalah, bukan pada pribadi
-
jelas dan jujur
-
mengalokasikan waktu untuk menerima umpan balik dari seseorang Puisi dan drama
selalu dimulai dengan kata-kata yang ditulis di suatu halaman. Apa yang
membuatnya tampak hidup adalah emosi yang dimainkan dan penyesuaian perasaan
antar orang. Demikian juga dalam kehidupan. Cara kita mengungkapkan diri
sendiri membayangi pesan yang disampaikan. Bagi pemimpin, bentuk ekspresi yang
digunakan untuk menghadapi orang sangat penting, khususnya terhadap citra dan
jenis organisasi yang ingin dibangun. Pilihan kata sepenting ekspresi.
Perpaduan yang selaras antara kedua pihak merupakan keharusan dalam membuat
pemimpin EQ.
9.
Menjinakkan Anomi Perusahaan
Anomi dalam organisasi diukur dengan
indikator licik yang menunjukkan bahwa ada cacat tujuan, identitas, nilai, dan
kondisi yang menyebabkan kekurangan atau kegagalan dalam menjalankan tugas.
Anomi mungkin terkesan seperti zona perang. Tetapi anomi semakin menjadi-jadi
di berbagai jenjang organisasi dewasa ini. Visi atau nilai inti yang tidak
dijunjung bersama punya makna yang tak berarti bagi orang yang bukan memberikan
otoritas kepadanya.
Kode etik yang universal tidak akan
berlaku jika selalu tidak dijadikan rujukan. Akar dari semua permasalahan
adalah jenjang kepemimpinan di mana masalah seringkali muncul.
Menjinakkan anomi perusahaan
berarti:
-
memimpin dengan konsisten, jujur, dan penuh integritas.
-
berbagi visi jenis lingkungan yang harus ada untuk semua karyawan dan yang akan
dipakai untuk merealisasikan misi perusahaan.
-
mencontoh jenis perilaku yang dapat diterima dan menunjukkan bagaimana
menghindari perilaku perusahaan yang menyimpang.
-
membangun tim yang sinergis di mana harmonisasi emosi dan sudut pandang
digalakkan dan konsensus dapat dibuat.
-
menciptakan nilai inti yang sesuai dengan aspirasi individu.
-
menciptakan sistem pemeriksa dan penyeimbang pengatur emosi sehingga marah,
intimidasi, balas dendam, dan tidak hormat, tidak akan tumbuh subur.
10. Harmoni
Karakteristik kepemimpinan EQ adalah
mau menciptakan harmoni di tempat kerja. Artinya, di setiap jenjang terdapat:
-
hubungan dan persetujuan bagaimana setiap orang diperlakukan.
-
peluang untuk interaksi profesional dan pribadi.
-
proses tim untuk menyalurkan aspirasi pribadi dan tujuan profesional.
-
prosedur resolusi yang mengkaitkan pekerjaan untuk membuat konsensus.
-
berbagi tanggung jawab misi dan nilai dalam organisasi.
Pengertian menciptakan harmoni
adalah salah satu usaha paling penting dalam organisasi, namun sering
diabaikan. Menciptakan harmoni merupakan tugas yang paling sulit dicapai karena
ada perbedaan agenda, kepribadian, kebutuhan, dan tantangan. Meski perlu usaha
dan konsentrasi untuk menciptakan atmosfir yang harmonis, usaha menciptakan
keharmonisan merupakan tujuan paling mulia. Ketika ada harmonisasi, lingkungan
kerja bagaikan lingkungan yang mengagumkan. Di mana semua usaha dinamis menyatu
untuk menggapai kebaikan bersama. Tidak ada satu bintang, tetapi banyak bintang
individu yang menambahkan bakat ke pengembangan mega bintang (superstar) yang
mengejawantahkan kesuksesan organisasi.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar