Welcome To My Blogger
Welcome To My Blogger

Rabu, 20 November 2013

Tugas Softskill 2 - Leadership (Kepemimpinan)



Nama Kelompok:
Annisaa Rahmayani N
Dewi Pertiwi
Erwin Parasian H
Ricko Donny S N
Dedi Santiago
Arya Widya
KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan adalah suatu proses dimana seseorang berupaya mempengaruhi sejumlah orang dan mengarahkan organisasinya untuk mencapai suatu tujuan, sehingga hubungan antara manusia didalam organisasi tersebut lebih kohesif dan koheren. Atau suatu proses dimana seseorang berupaya mempengaruhi sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama. Dalam rangka menjalankan proses kepemimpinannya ini, mereka menggunakan sejumlah “pengetahuan” dan “keterampilan” yang dimilikinya, terlepas dari apakah pengetahuan dan keterampilan tersebut ditunjang oleh bakat bawaan dirinya atau hasil dari proses pembelajaran (formal dan/atau non-formal). Pengetahuan merupakan kombinasi dari pengalaman, informasi kontekstual, nilai dan wawasan para pakar yang dijadikan acuan, sebagai kerangka untuk mengevaluasi dan menggambungkan informasi dan pengalaman baru. Menurut John Locke, kita memiliki kerangka ide dalam diri kita (gagasan pertama) yang kita gunakan untuk mengevaluasi informasi dan pengalaman baru (gagasan kedua). Menurut Peter F. Drucker, pengetahuan adalah informasi bagi seseorang sebagai landasan untuk melakukan suatu tindakan dalam situasi perubahan, sehingga individu atau organisasi mampu bertindak dengan cara yang berbeda dan lebih efektif. Melalui pengetahuan dan informasi, seseorang diharapkan menghasilkan tindakan yang tepat dan mengartikulasikan tindakan yang paling mungkin. Yaitu dengan menseleksi dan menilai berbagai alternatif tindakan serta bagaimana tindakan tersebut harus diimplementasikan agar sesuai dengan hasil atau kinerja yang diinginkan.
Berdasarkan definisi Kepemimpinan di atas ada 3 variabel utama yang tercakup di dalam kepemimpinan yaitu :
1.     Kepemimpinan yang melibatkan orang lain. Seorang Wirausaha akan berhasil apabila dia berhasil memimpin karyawannya atau mau bekerjasama untuk memajukan perusahaannya.
2.     Kepemimpinan menyangkut distribusi kekuasaan. Para Wirausaha mempunyai otoritas untuk memberikan sebagian kekuasaan kepada bawahannya dan diangkat menjadi pemimpin pada bagian tertentu.
3.     Kepemimpinan menyangkut penanaman pengaruh dalam rangka mengarahkan para bawahan. Seorang wirausaha tidak hanya mengatakan apa yang harus dikerjakan oleh karyawan tetapi harus mampu mempengaruhi karyawannya untuk berperilaku dan bertindak untuk memajukan perusahaan.
Mengacu pada definisi kepemimpinan di atas, maka seorang pemimpin diharapkan mempunyai ketrampilan yaitu :
1.     Ketrampilan Teknis; mengacu pada pengetahuan dan ketrampilan.
2.     Ketrampilan Manusiawi ; kemampuan bekerja secara efektif dengan orang-orang dan membina kerja tim.
3.     Ketrampilan Konseptual ; kemampuan untuk berfikir dalam kaitannya dengan model, kerangka, hubungan yang luas.
10 karakteristik pemimpin
  1. Penyingkapan diri
Dapat berbagi perasaan merupakan pertanda kekuatan. Sebagian pemimpin percaya bahwa ungkapan perasaan merupakan tindakan negatif dan akan membatasi keefektifan.
Adalah benar bahwa membuat pengakuan pribadi atau memberikan informasi yang dapat merugikan reputasi Anda atau orang lain adalah tidak bijaksana. Ada orang yang selalu mencari kesempatan mendiskreditkan kesuksesan orang lain.
Pengungkapan diri berarti mengetahui bagaimana mempresentasikan pandangan Anda yang positif dan cerah. Orang yang dapat melakukan ini sering membuat lingkungan di mana orang lain merasa aman mengungkapkan perasaan diri sendiri. Inilah awal persahabatan yang produktif dan menciptakan sistem pendukung, sinergi tim, kemitraan, produktifitas, dan pemecahan masalah. Sayangnya, banyak organisasi gagal membangun lingkungan bersuasana bisnis yang harmonis, karena orang merasa tidak aman untuk berbagi apa yang mereka pikirkan.
2.      Wawasan (knowledge)
Mampu mengenali pola dalam emosi dan reaksi berarti dapat mengenali kecenderungan tertentu, baik positif atau negatif. Apa yang Anda lakukan dengan pengetahuan ini akan menentukan tingkatan komitmen terhadap perubahan. Seringkali, Anda tidak menyadari cara menaklukkan diri saat menghadapi orang, khususnya ketika menghadapi situasi yang penuh emosi. Semakin terampil mengenali pola respon yang sejenis, semakin bagus Anda dapat mengoreksi atau menyempurnakan. Komplemen wawasan pribadi adalah kapasitas mengenali pola orang lain. Ini dapat memicu perbandingan yang mempermudah menangani kebutuhan emosi orang dan mengetahui bagaimana memecahkan permasalahan.
3.      Tanggung Jawab Pribadi
Memberikan wejangan yang memotivasi merupakan cara menaikkan potensi karyawan dan mengejawantahkan misi organisasi. Bahkan jika tidak ada tindak lanjut pun, cara ini sebetulnya tidak akan mengurangi kekuasaan. Namun, pemimpin akan kehilangan kharisma jika tidak menepati janji. Karyawan dan pelanggan tidak lagi mudah dibodohi dengan retorika dan kharisma. Mereka menginginkan tindakan.
Merealisasikan berarti memiliki tanggung jawab pribadi untuk menggapai hasil. Banyak pemimpin sekarang mengharapkan perubahan dan menuntut hasil, tetapi tidak berpartisipasi dalam berusaha dan tidak diperhitungkan dalam menentukan kesuksesan perusahaan. Bos semacam ini perlu umpan balik dan duduk bersama dalam membuat keputusan. Pemimpin sekarang perlu terlibat aktif dan bertanggung jawab terhadap proses pengembangan dan implementasi.
Pemimpin yang selalu terlibat aktif dan tertarik ikut andil dalam proses perubahan dan ingin mengetahui bagaimana dampaknya terhadap karyawan biasanya selalu mendambakan hasil yang positif.
4.      Agen Perubahan (agent of change)
Menjadi agen perubahan berarti memacu berbagi gagasan, perasaan, dan informasi yang meningkatkan produktifitas. Dengan demikian membuahkan pemahaman dua arah yang jujur. Dengan perspektif ini, tidak ada konsekuensi negatif untuk berbicara dengan jujur.
Membangun kepercayaan merupakan unsur penting dalam berinteraksi. Berbagi perasaan tanpa marah atau menyalahkan orang lain merupakan langkah penting ke arah rekonsiliasi. Dalam berbagai diskusi, debat atau negosiasi, harus ada sinergi emosi untuk menstabilkan suasana hati dan nada pembicaraan. Jika seseorang marah dan berbicara terus tanpa berhenti, peluang menyelesaikan pertentangan atau konflik sangat tipis.
Pemimpin otokratis tidak mengijinkan orang lain mengungkapkan pernyataan dengan jujur. Ketika menghadapi orang jenis pemimpin ini, karyawan akan menyembunyikan informasi, mengatakan apa yang menyenangkan dan selalu takut terhadap hasil akhir.
Ketidakjujuran semacam ini akan memicu dua masalah yang destruktif. Yakni:
  • Ketika karyawan merasa tidak diberdayakan, mereka tidak efektif dalam memberikan pandangan. Karyawan cenderung takut dan tidak tergoda dengan aktifitas baru atau yang inovatif.
  • Ketika karyawan dirundung stres dan kecemasan, biasanya tidak sehat dan tidak produktif.
5.      Pengembang
Pengembang adalah pembuat konsensus dan pemerjelas pemahaman. Mereka tahu kapan mendengarkan, empati, berbicara, dan memberikan pengarahan. Mereka punya
kombinasi yang seimbang antara asertif dan ketenangan. Pengembang percaya bahwa setiap orang punya hak mengungkapkan pendapat dan perbedaan merupakan kualitas positif suatu organisasi.
6.      Pemegang Saham
Pemimpin dengan sikap pemegang saham memberikan karyawan peluang berbagi rasa dalam kesuksesan dan tantangan organisasi. Karyawan diberikan saham beban untuk merealisasikan misi perusahaan dan bertanggung jawab terhadap apa yang mereka lakukan. Pemimpin dengan mental seperti ini tahu bagaimana mendelegasikan dan memberikan peluang kepada karyawan untuk menyumbangkan kreatifitas kepada suatu posisi. Dalam lingkungan semacam ini, orang merasa memiliki perusahaan dan akan bekerja sebaik-baiknya.
7.      Ketrampilan Mengatasi Stres
Ada banyak manfaat dalam kepemimpinan, namun juga banyak tekanan dan stres. Mengatasi kekompleksan masalah, isu, dan tuntutan pemimpin abad 21 memerlukan orang yang tahu bagaimana mengendalikan emosi.
Ada empat strategi yang dapat membantu mengendalikan emosi:
  • Meluangkan waktu untuk memeriksa realita perilaku dan sikap. Tanyakan kepada diri sendiri:
“Bagaimana saya memperlakukan karyawan?”
“Bagaimana perasaan saya sekarang, pekerjaan, dan tantangan dalam hidup saya?”
“Apakah saya sering marah?”
“Apakah saya mau mendengarkan?”
“Apakah saya capai?”
“Kapan terakhir kali mengerjakan sesuatu yang benar-benar saya sukai dan yang
membuat rileks?”
“Apakah saya menelantarkan keluarga?”
Jika tahu bahwa Anda memberikan tanggapan yang kurang memadai kepada pertanyaan di atas, tibalah saatnya untuk berhenti dan melakukan hal baru. Anda perlu memfokuskan diri dengan sungguh-sungguh dan seksama untuk mengubah perilaku diri sendiri dan cara mendayagunakan waktu. Seringkali, pemimpin bilang tidak punya waktu. Pada kenyataannya, yang menjadi masalah bukan waktu, tetapi prioritas. Jika klien potensial yang bisa mendatangkan keuntungan 4 triliun dollar memanggil Anda pada saat-saat menjelang akhir hari kerja yang sibuk, itulah waktu untuk bertemu dengan klien.
  • Perhatikan kesehatan, keluarga, dan waktu rileks sebagai aset lima triliun dollar yang harus diperhitungkan setiap hari. Ketrampilan yang perlu dimiliki dalam hal ini antara lain:
-      dapat mengenali kapan Anda capai dan terlalu banyak beban kerja.
-      dapat mengenali emosi dan menyesuaikan perilaku.
-      dapat menyisihkan waktu dari tekanan kerja dan dapat rileks.
-      dapat percaya kepada teman yang diajak berbicara dan diskusi. Hal ini sulit dilakukan laki-laki, namun sangat penting untuk kondisi tertentu.
-      dapat menerima umpan balik dari kolega yang loyal yang bertindak sebagai barometer dalam menghadapi tekanan kerja. Sebagian karyawan sangat pintar menyesuaikan suasana hati pemimpin. Pengetahuan karyawan semacam ini sangat membantu bos dalam memberikan ruang gerak restrukturisasi kelompok.
  • Mengurangi tekanan yang dibebankan kepada diri sendiri. Seringkali jabatan pemimpin menjadi musuh terburuk bagi diri sendiri. Dorongan meraih jabatan yang ia pegang sama dengan dorongan mempelantingkan dirinya ke spiral pribadi yang melengkung ke bawah. Tujuan utama pemimpin seharusnya menjaga keseimbangan antara waktu pribadi dan profesional.
Ingin tetap di puncak atau tetap memegang tampuk pimpinan dapat menjadi masalah jika Anda tidak berhati-hati dengan konsekuensi terhadap emosi dalam diri manusia. Banyak pemimpin sekarang meninggalkan posisi papan atas di perusahaan multinasional karena alasan pribadi. Adalah lebih baik mempersiapkan diri menghadapi masalah daripada melakukannya nanti setelah masalah merebak. Sukses akan berdampak fatal kepada pemimpin, jika perhatian yang memadai tidak dicurahkan untuk menjaga keseimbangan.
  • Belajar mengenali kapan cangkir Anda penuh dan bertindak seperlunya. Pemahaman diri dapat membantu mengidentifikasi perasaan. Mendengarkan suara hati dapat memberitahu Anda kapan menghadapi bahaya atau kondisi kritis. Ketika Anda merasa bahwa orang dan masalah membuat frustasi, marah dan mengganggu ekuilibrium, lebih baik mundurlah selangkah untuk menghela napas, daripada harus berkonfrontasi dengan orang pertama yang Anda hadapi. Menyadari perasaan diri sendiri ketika stress merupakan salah satu cara menghindari perilaku yang tidak perlu, yang dapat melukai hati orang lain.
8.      Ekspresi
Pernyataan “Bukan apa yang Anda katakan, tetapi bagaimana Anda mengatakan bahwa sesuatu selalu diperhitungkan” memang benar adanya. Apa yang Anda katakan bisa membuat perbedaan hubungan antar pribadi. Misalnya, jika Anda memberitahu karyawan bahwa ia dipecat, apa pun nada Anda dalam mengucapkan kalimat ini, maknanya masih sama. Bentuk ungkapan, derajat empati, dan pertimbangan terhadap seseorang dapat membuat respon orang lain berbeda. Contoh pernyataan EQ: “Adalah sulit bagi saya untuk mengatakan Anda demikian —meskipun kita menghargai darma bakti Anda di masa lalu. Sayangnya, berhubung proyek ini kurang dana, kami tidak dapat mempertahankan gaji Anda. Kami terpaksa harus mencari kemungkinan lain. Namun usaha kami sia-sia sehingga terpaksa meniadakan posisi Anda. Saya akan senang hati membantu Anda mencari pekerjaan lain dan akan mengupayakan memberikan surat rekomendasi.”
Bagaimana Anda mengekspresikan diri bagaikan es di atas kue dan dapat menjadi
faktor penentu apakah sukses atau gagal dalam menghadapi situasi sulit. Ungkapan
terima kasih yang singkat dan tulus atas darma bakti karyawan dalam bentuk tawaran memberikan rekomendasi memungkinkan karyawan tahu bahwa keputusan tidak dapat dihindari dan Anda sangat menaruh perhatian terhadapnya. Bahkan memperingatkan kepada karyawan atas perbuatannya yang tidak pantas masih dapat dilakukan tanpa merusak karakter orang yang masih dalam proses. Ketegasan dan pengarahan dapat diterapkan ketika mempertimbangkan perasaan karyawan. Cara yang positif untuk mengungkapkan perasaan adalah dengan berikut ini:
-      menghargai seseorang
-      empati terhadap situasi
-      memfokuskan pada masalah, bukan pada pribadi
-      jelas dan jujur
-      mengalokasikan waktu untuk menerima umpan balik dari seseorang Puisi dan drama selalu dimulai dengan kata-kata yang ditulis di suatu halaman. Apa yang membuatnya tampak hidup adalah emosi yang dimainkan dan penyesuaian perasaan antar orang. Demikian juga dalam kehidupan. Cara kita mengungkapkan diri sendiri membayangi pesan yang disampaikan. Bagi pemimpin, bentuk ekspresi yang digunakan untuk menghadapi orang sangat penting, khususnya terhadap citra dan jenis organisasi yang ingin dibangun. Pilihan kata sepenting ekspresi. Perpaduan yang selaras antara kedua pihak merupakan keharusan dalam membuat pemimpin EQ.
9.      Menjinakkan Anomi Perusahaan
Anomi dalam organisasi diukur dengan indikator licik yang menunjukkan bahwa ada cacat tujuan, identitas, nilai, dan kondisi yang menyebabkan kekurangan atau kegagalan dalam menjalankan tugas. Anomi mungkin terkesan seperti zona perang. Tetapi anomi semakin menjadi-jadi di berbagai jenjang organisasi dewasa ini. Visi atau nilai inti yang tidak dijunjung bersama punya makna yang tak berarti bagi orang yang bukan memberikan otoritas kepadanya.
Kode etik yang universal tidak akan berlaku jika selalu tidak dijadikan rujukan. Akar dari semua permasalahan adalah jenjang kepemimpinan di mana masalah seringkali muncul.
Menjinakkan anomi perusahaan berarti:
-      memimpin dengan konsisten, jujur, dan penuh integritas.
-      berbagi visi jenis lingkungan yang harus ada untuk semua karyawan dan yang akan dipakai untuk merealisasikan misi perusahaan.
-      mencontoh jenis perilaku yang dapat diterima dan menunjukkan bagaimana menghindari perilaku perusahaan yang menyimpang.
-      membangun tim yang sinergis di mana harmonisasi emosi dan sudut pandang digalakkan dan konsensus dapat dibuat.
-      menciptakan nilai inti yang sesuai dengan aspirasi individu.
-      menciptakan sistem pemeriksa dan penyeimbang pengatur emosi sehingga marah, intimidasi, balas dendam, dan tidak hormat, tidak akan tumbuh subur.
10. Harmoni
Karakteristik kepemimpinan EQ adalah mau menciptakan harmoni di tempat kerja. Artinya, di setiap jenjang terdapat:
-      hubungan dan persetujuan bagaimana setiap orang diperlakukan.
-      peluang untuk interaksi profesional dan pribadi.
-      proses tim untuk menyalurkan aspirasi pribadi dan tujuan profesional.
-      prosedur resolusi yang mengkaitkan pekerjaan untuk membuat konsensus.
-      berbagi tanggung jawab misi dan nilai dalam organisasi.
Pengertian menciptakan harmoni adalah salah satu usaha paling penting dalam organisasi, namun sering diabaikan. Menciptakan harmoni merupakan tugas yang paling sulit dicapai karena ada perbedaan agenda, kepribadian, kebutuhan, dan tantangan. Meski perlu usaha dan konsentrasi untuk menciptakan atmosfir yang harmonis, usaha menciptakan keharmonisan merupakan tujuan paling mulia. Ketika ada harmonisasi, lingkungan kerja bagaikan lingkungan yang mengagumkan. Di mana semua usaha dinamis menyatu untuk menggapai kebaikan bersama. Tidak ada satu bintang, tetapi banyak bintang individu yang menambahkan bakat ke pengembangan mega bintang (superstar) yang mengejawantahkan kesuksesan organisasi.
Sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar